Kandang burung atau sangkar burung (bahasa Inggris: bird cage) adalah kandang yang digunakan untuk menampung dan memelihara burung dalam lingkungan yang terkendali. Kandang burung terbuat dari berbagai bahan, seperti kayu, logam, atau plastik, dan memiliki berbagai ukuran dan desain tergantung pada jenis dan ukuran burung yang akan dipelihara. Kandang burung berukuran besar yang biasanya menjejak ke tanah disebut aviari. Fungsi kandang burung adalah untuk memberikan tempat yang aman bagi burung untuk tinggal, memberikan ruang untuk bergerak, serta memudahkan pemiliknya untuk memberikan makanan dan minuman.
Secara umum, semakin besar dan aktif suatu burung, semakin besar pula sangkar yang harus disediakan. Jumlah waktu yang dihabiskan burung di dalam sangkar setiap hari juga merupakan salah satu faktornya. Burung yang dikurung dalam sangkar sepanjang waktu memerlukan ruang yang jauh lebih luas dibandingkan burung yang dikurung hanya pada malam hari.
Beberapa burung memerlukan fitur khusus pada sangkarnya. Bayan amazon dan betet alap-alap, misalnya, lebih menyukai jeruji horizontal karena mereka suka memanjat.[1] Burung yang cara makannya berantakan perlu diberi wadah untuk menampung makanan yang terjatuh. Burung yang dibiakkan mungkin memerlukan sarang atau kotak serupa serta ukuran kandang yang lebih besar. Kandang untuk burung yang cerdas, seperti bayan dan gagak, perlu diberi kait agar mereka tidak dapat membuka pintu kandang; mereka juga sering kali memerlukan mainan dan/atau tempat bermain agar tetap terhibur. Burung bayan punya kecenderungan untuk menggerogoti sangkar, sedangkan makaw yang lebih besar diketahui suka merusak jeruji yang tipis. Kandang atau kawat berlapis seng dapat menyebabkan keracunan pada bayan setelah mereka terpapar selama beberapa tahun.[2] Kebanyakan kandang bayan terbuat dari besi tempa dan dicat dengan bahan yang tidak beracun atau dari baja nirkarat. Bahan yang digunakan untuk membuat kandang sangat memengaruhi harga.
Sangkar burung digunakan di Mesopotamia, Mesir, Persia, Yunani, Romawi, Tiongkok, India, Babilonia, dan banyak peradaban kuno lainnya.[3] Pada masa ini, burung sering dipelihara karena unsur agama atau simbolis, serta digunakan untuk menunjukkan kekayaan dan aristokrasi, seperti burung-burung asal Afrika yang diimpor ke istana Romawi. Daerah Pegunungan Harz di Jerman dikenal karena gaya sangkar burungnya yang unik, yakni berupa ukiran sangkar kayu yang rumit menyerupai jam kukuk. Burung-burung eksotik diperdagangkan dengan harga yang mahal. Burung eksotik yang ditangkap merupakan simbol status sosial dan mereka dipelihara di rumah-rumah dan istana-istana di seluruh Eropa Barat, dengan diberi perlindungan khusus dari monarki. Abad ke-18 dan ke-19 merupakan periode kreativitas yang luar biasa bagi desain sangkar burung. Pengaruhnya berkisar dari Tiongkok hingga Eropa Gotik. Banyak inovasi baru dalam desain dan bahan unik memicu kegemaran memelihara burung pada era Victoria.[4] Di Amerika kolonial, para penduduk memelihara burung di sangkar kayu atau bambu. Pada tahun 1874, perusahaan Andrew B. Hendryx (kemudian disebut Hendryx & Bartholomew) didirikan di Amerika dan bergabung dengan Hartz Mountain sebagai salah satu produsen utama sangkar burung yang modis.[5] Seiring munculnya gerakan Art Deco serta gerakan seni dan kriya pada awal tahun 1900-an, desain sangkar burung mencerminkan tren tersebut, biasanya dengan sangkar gantung bergaya oriental. Pergeseran besar dalam gaya berikutnya terjadi selama Zaman Atom ketika plastik menjadi bahan utama dalam produksi kandang secara massal. Perlahan-lahan, kandang besi dan plastik digantikan oleh kandang baja besar dan ramping yang dapat ditemukan di toko hewan kesayangan saat ini.[6]
Sangkar untuk burung peliharaan jinak yang diperbolehkan keluar setiap hari harus berukuran cukup besar agar ia dapat dengan mudah melebarkan sayapnya sepenuhnya tanpa membentur sisi sangkar atau benda di dalam sangkar.[7] Di beberapa negara, menempatkan burung di dalam sangkar yang tidak memungkinkan burung tersebut melebarkan sayapnya merupakan tindakan ilegal. Lebar sayap burung peliharaan pada umumnya berkisar antara 30 cm (12 inci) untuk betet rumput, 41 cm (16 inci) untuk betet alap-alap. hingga 91–122 cm (36–48 inci) untuk makaw. Sangkar berbentuk bulat sering kali mengakibatkan kerusakan sayap sehingga saat ini sangkar persegi panjang lebih banyak digunakan.
Burung pipit dan kenari membutuhkan kandang yang lebih besar dan cukup panjang untuk bisa terbang.[7] Jerujinya harus diberi jarak sedemikian rupa agar burung yang penasaran tidak bisa mengeluarkan kepalanya dari sangkar dan kemudian tersangkut. Kandangnya juga harus dicat dengan bahan yang tidak beracun karena burung cenderung menggerogoti sangkar, dan jika catnya tertelan, ia bisa mati karena keracunan.
Kandang juga harus dilengkapi dengan tempat bertengger yang sesuai. Diameternya harus cukup besar agar jari-jari kaki burung tidak tumpang tindih atau tidak mencengkeram penuh seluruh diameter tempat bertengger tersebut. Aviari dan kandang berukuran besar sebaiknya dilengkapi dengan tempat bertengger di setiap sisinya dan ruang terbuka di tengahnya untuk terbang.[8]