Kantai Kessen (艦隊決戦 ) adalah strategi pertempuran laut yang digunakan oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada masa Perang Dunia II. Strategi ini sangat mengandalkan kekuatan permukaan konvensional yang berupa tembak-menembak dengan meriam dari jarak jauh. Maka dari itu, pada periode antarperang, pengadaan kapal untuk Kekaisaran Jepang lebih didominasi oleh kapal penjelajah dan kapal tempur, sementara kapal induk masih dinomorduakan. Walau demikian, jumlah kapal induk Kekaisaran Jepang masih lebih banyak dibandingkan dengan Amerika Serikat kala awal Perang Dunia II.
Strategi ini merupakan turunan dari doktrin buatan Alfred Thayer Mahan, seorang sejarawan angkatan laut dari Amerika Serikat. Doktrin ini menjadi pegangan Jepang karena dinilai premisnya terbukti sewaktu melawan Kekaisaran Rusia di Pertempuran Tsushima. Isoroku Yamamoto beserta petinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang lainnya yang mendukung penggunaan kapal induk pun menentang hal ini. Tetapi suara mereka tidak dianggap karena masih terbilang minoritas bila dibandingkan dengan petinggi militer Kekaisaran Jepang yang mendukung Kantai Kessen.
Saat Jepang kalah di Pertempuran Midway, para pemuja doktrin Kantai Kessen mulai sadar kalau strategi ini sudah tidak bisa sepenuhnya diandalkan dalam pertempuran laut modern. Sayangnya, industri Angkatan Laut Kekaisaran Jepang terlalu difokuskan ke pembangunan armada permukaan konvensional akibat terlanjur memuja Kantai Kessen; ketika mereka kehilangan sejumlah kapal induk di Midway, mereka tidak bisa mengejar ketertinggalan itu dengan cepat. Ditambah lagi Kekaisaran Jepang lebih mengutamakan pelatihan pelaut daripada pelatihan penerbang pesawat. Semua itu berujung pada kekalahan Jepang pada tahun 1945.