Akatsuki mengarungi lautan pada 18 Januari 1937.
| |
Sejarah | |
---|---|
Kekaisaran Jepang | |
Nama | Akatsuki |
Asal nama | Kapal perusak Jepang Yamabiko |
Dipesan | 1923 (Tahun Fiskal) |
Pembangun | Arsenal Angkatan Laut Sasebo |
Pasang lunas | 17 Februari 1930 |
Diluncurkan | 7 Mei 1932 |
Mulai berlayar | 30 November 1932 |
Dicoret | 15 Desember 1942 |
Nasib | Tenggelam dalam baku tembak di Guadalkanal pada 13 November 1942 09°17′S 159°56′E / 9.283°S 159.933°E |
Ciri-ciri umum | |
Kelas dan jenis | Kapal perusak kelas-Akatsuki (1931) |
Berat benaman |
|
Panjang |
|
Lebar | 10,36 m (34 ft 0 in) |
Sarat air | 3,24 m (10 ft 8 in) |
Tenaga | 50.000 ihp (37.000 kW) |
Pendorong |
|
Kecepatan | 38 knot (44 mph; 70 km/h) |
Jangkauan | 5.000 nmi (9.300 km) pada 14 knot (26 km/h) |
Awak kapal | 219 orang |
Senjata |
|
Akatsuki (暁 , Fajar) [8] lahir pada 7 Mei 1930. Ia merupakan kapal ke-21 dalam kelas Fubuki sekaligus kapal pemimpin di sub-kelasnya sendiri.
Ia aktif terlibat sejak awal Perang Dunia 2 dengan terlibat dalam berbagai operasi di daerah selatan seperti invasi ke Malaya, Pertempuran Laut Jawa (invasi ke Jawa Barat khususnya Merak dan Teluk Banten), invasi ke Filipina. Saat bertugas, Ia sempat diserang, namun gagal menenggelamkan kapal selam USS Permit pada 17 Maret 1942.[9]
Setelah kembali ke Arsenal Angkatan Laut Yokosuka untuk menjalani perawatan berkala pada Maret 1942, Ia ditugaskan untuk kampanye bagian utara seperti Kampanye Kepulauan Aleut, Kampanye militer Kepulauan Solomon, dan Kampanye Guadalkanal (area Ironbottom Sound).[9]
Pada pertempuran malam di Guadalkanal yang dipenuhi dengan kekacauan akibat badai inilah, Akatsuki menemui akhir hidupnya bersama dengan Yūdachi dan Hiei. Akatsuki sering dikait-kaitkan dengan jasanya sebagai "illuminator" (pemberi penerangan) di pertempuran tersebut. Ia tenggelam di perairan dekat Pulau Savo pada 12 November 1942.[9] Pada 15 Desember 1942, Akatsuki dicoret dari daftar angkatan laut.[10]