Pengabdidalem[1] berarti "penyanjung yang tidak tulus" dan digunakan untuk merujuk kepada seseorang yang mempraktikkan pengabdidaleman (yakni, sanjungan yang tidak tulus untuk mendapatkan keuntungan). Kebanyakan perkara hukum pada waktu itu diajukan oleh penggugat swasta karena tidak ada kepolisian dan hanya sedikit jaksa penuntut umum yang ditunjuk secara resmi.
Clark, L. P. (1934). "A Psychological Study of Sycophancy". Psychoanalytic Review. 21: 15–39.
Lofberg, John Oscar (2008) [1917]. Sycophancy in Athens (edisi ke-Reprint). Whitefish: Kessinger. ISBN978-1-4304-9346-4.
Sussman, Lyle (1980). "Sex and sycophancy: Communication strategies for ascendance in same-sex and mixed-sex superior-subordinate dyads". Sex Roles. 6 (1): 113–127. doi:10.1007/bf00288366.