Kedaruratan Siprus | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Dekolonisasi dan Perang Dingin | |||||||||
Kerusuhan di Nicosia selama Pertempuran di Rumah Sakit Nicosia tahun 1956 | |||||||||
| |||||||||
Pihak terlibat | |||||||||
EOKA Didukung oleh: Yunani |
TMT Didukung oleh: Turki | AKEL | |||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||||
John Harding | Georgios Grivas | Rauf Denktaş | Ezekias Papaioannou | ||||||
Kekuatan | |||||||||
ca25.000[1]-40,000[2] | 300 pejuang[2] | Lebih sedikit dari EOKA[3] | |||||||
Korban | |||||||||
457 tewas[1] | 90 anggota EOKA tewas | ? |
Kedaruratan Siprus adalah aksi militer yang berlangsung di Siprus Britania yang dipicu oleh pemberontakan yang dilancarkan oleh kelompok militan EOKA karena mereka ingin mengusir penjajah Britania dari Siprus dan menyatukan pulau tersebut dengan Yunani. Britania dan EOKA sendiri juga ditentang oleh kelompok Siprus Turki yang disebut Organisasi Perlawanan Turki (TMT).
Pada tahun 1954, Britania mengumumkan rencana untuk memindahkan markas militernya di Suez[4] ke Siprus. Pemberontakan EOKA lalu dimulai pada tanggal 1 April 1955. Setelah terjadinya berbagai insiden, Gubernur Jenderal Sir John Harding menyatakan keadaan darurat pada tanggal 26 November 1955.[5]
Britania mengalami kesulitan dalam memperoleh data intelijen mengenai EOKA, karena sebagian besar penduduk Siprus Yunani mendukung mereka atau takut kepada mereka. Britania juga kekurangan tenaga karena militer Britania disibukkan oleh Krisis Suez dan Kedaruratan Tanah Melayu. Siprus pada akhirnya merdeka pada tahun 1960 setelah disepakatinya Persetujuan London-Zurich, sementara Britania masih tetap mengendalikan dua pangkalan militer di Akrotiri dan Dhekelia.