Kekristenan di Rusia menurut beberapa perkiraan, menjadi agama terbesar di negara ini, dengan hampir 50% populasi mengidentifikasi diri mereka sebagai penganut agama Kristen (Gereja Ortodoks, Katolik, Protestan). Tradisi terbesar adalah Gereja Ortodoks Rusia. Menurut sumber resmi, ada 68 eparki dari Gereja Orthodoks Rusia.[1] Ada pula beberapa gereja Ortodoks non-kanonik seperti sekitar 500.000 sampai satu juta yang menganut agama lama Kekristenan (Pemercaya Lama), yang mewakili bentuk ajaran lama kekristenan Ortodoks Rusia, yang telah berpisah secara organisasi gereja dari Gereja Orthodoks pada abad ke-17 sebagai sebuah demonstrasi menentang reformasi gereja oleh Patriark Nikon.
Menurut Survey yang dilakukan oleh Sreda Arena di Rusia menunjukkan bahwa 66,840,000 orang di Rusia (47.4% dari jumlah penduduk) mengakui sebagai pemeluk agama Kristen.[2]
Yang dimaksudkan adalah:[2]
Gereja Ortodoks Rusia diatur dalam struktur hirarkis. Setiap gereja dan peraturannya merupakan satu bagian dalam satu paroki (prikode) saja. Setiap paroki dari semua wilayah geografis termasuk dalam eparki (eparkhiya—setara dengan keuskupan dalam Gereja barat). Eparki diperintahkan oleh seorang Bishop (episkope atau archierey). Ada sekitar 130 Eparki Gereja Ortodoks Rusia di seluruh dunia. Per tanggal 2 Februari 2010, Gereja Ortodoks Rusia (Patriarkat Moscow) mempunyai 160 keuskupan, termasuk 30,142 paroki yang dilayani oleh 207 uskup, 28.434 imam dan 3.625 diaken. Ada 788 biara, termasuk 386 untuk biara pria dan 402 untuk biara wanita.[4]
Beberapa eparki diorganisasikan ke dalam eksarkatus, atau gereja-gereja otonom. Ini termasuk Gereja Ortodoks Ukraina, Gereja Ortodoks Belarusia, Gereja Ortodoks Latvia, Gereja Ortodoks Moldova dan Gereja Ortodoks Estonia. Gereja Ortodoks Tiongkok dan Gereja Ortodoks Jepang dianugerahi otonomi penuh oleh Patriarkat Moskow, namun otonomi ini tidak diakui secara universal. Gereja ortodoks yang lebih kecil biasanya diatur oleh seorang uskup tunggal. Sementara gereja yang lebih besar, eksarkatus, dan gereja-gereja otonom diatur oleh Uskup Agung dan kadang-kadang memiliki satu atau bahkan lebih, uskup yang ditugaskan untuk membantu pelayanan mereka. Tingkat otoritas tertinggi di Gereja diwakili oleh Patriark Moskow Rusia, yang menjadi kepala Sinode Suci Gereja Ortodoks Rusia. Sinode Suci adalah badan pemerintahan Gereja dengan Dewan Keuskupan, saling terikat antara negara dan juga Gereja Ortodoks Rusia.
Menurut suvery dari Universitas Ortodoks Saint Tikhon dan peneliti lainnya, menemukan bahwa beberapa ratus ribu orang pemeluk agama Kristen Ortodoks mendapatkan tekanan karena iman mereka selama masa pemerintahan Soviet.[5]
Pada tahun 1971, Patriarkat Moskow mencabut anathemas yang ditempatkan pada kelompok Pemercaya Lama pada abad ke-17, namun kebanyakan masyarakat Ortodoks Lama belum kembali ke Persekutuan dengan orang Kristen Ortodoks lainnya.
Pada tahun 2006, jumlah pemeluk Ortodoks lama diperkirakan dari 500.000 sampai 1 juta jiwa, beberapa diantaranya tinggal di komunitas terpencil dimana mereka melarikan diri berabad-abad yang lalu untuk menghindari penganiayaan. Paroki Ortodoks lama di Amerika Serikat telah masuk dalam persekutuan dengan Gereja Ortodoks Rusia di Luar Rusia. Gereja-gereja Pemercaya Lama di Rusia telah memulai langkah baru, walaupun mereka menghadapi banyak kesulitan dalam mengklaim hak restitusi untuk gereja-gereja mereka. DiMoskow terdapat sejumlah gereja untuk cabang Ortodoks Lama, seperti: Rogozhskaya Zastava (Pusat resmi mereka di Popovtsy).
Pada tahun 2008, Gereja Katolik di Rusia memiliki satu Uskup Agung Katolik Roma yakni Keuskupan Agung Bunda Allah di Moskow (Roman Catholic Archdiocese of Mother of God at Moscow) (dipimpin oleh Arcbishop Paolo Pezzi/Pavel Pezzi). Ada juga tiga keuskupan (Saint Clement di Saratov, Saint Joseph di Irkutsk, Transfigurasi di Novosibirsk), satu Eksarkatus Apostolik dan satu Prefektur Apostolik di Yuzhno Sakhalinsk.[6]
Uskup Agung Moskow telah menyuarakan dukungannya untuk pendidikan agama di sekolah-sekolah yang disponsori negara, dengan mengutip contoh negara lain.[7]
Gereja-gereja Baptis, Injili, Lutheran, Pentakosta, Advent,[8] Methodist, Reformed, Restorasionisme dan banyak denominasi Protestant saat ini telah ada di Russia, dan beberapa pengamat percaya bahwa Rusia akan mengalami kebangkitan Protestan pada masa depan.[9][10][11]
Beberapa kelompok Kristen Protestan, terutama di tingkat provinsi, melaporkan adanya pembatasan pemerintah dan pelarangan kegiatan mereka oleh pemerintah daerah. Pada bulan April 2007, Pengadilan Tinggi Hak Asasi Manusia mewajibkan Rusia membayar 10.000 euro;sebagai ganti rugi non-uang karena telah melakukan penolakan untuk mendaftarkan Saksi-Saksi Yehuwa dan Gereja Bala Keselamatan cabang Moskow sebagai Gereja resmi. Seorang misionaris dan pendeta Baptis berkata, "setiap agama di luar Ortodoksi Rusia dianggap sebagai kultus, termasuk Protestan."[12]