Kekristenan di Taiwan

Taiwan

Kekristenan di Taiwan dirintis oleh bangsa Portugis dan Belanda yang masuk ke Taiwan abad ke-19.[1] Setelah Belanda diusir pada athun 1661, orang-orang Kristen di Taiwan mengalami penindasan.[1] Keadaan mulai membaik setelah disahkannya perjanjian yang dilakukan oleh Cina dan Inggris pada abad ke-19 yang membuka jalan bagi masuknya pekabaran Injil lebih lanjut di Taiwan.[1] Para biarawan Dominikan mulai datang ke Taiwan pada tahun 1859.[1] Walaupun mereka masih mengalami penindasan dan penyerangan terus menerus, mereka berhasil mendirikan beberapa jemaat.[1][2] Gereja Katolik Roma mulai berkembang dengan cukup pesat pada masa pendudukan Jepang.[1] Uskup Taiwan diangkat pada tahun 1913, dan sebuah sekolah teologi dibuka untuk mendidik calon-calon guru katekisasi.[1] Sekitar tahun 1920, sebuah seminari dibuka untuk mendidik para pastor.[1] Sementara itu, Gereja Presbiterian dari Inggris bekerja di daerah selatan Taiwan, dan Gereja Presbiterian dari Kanada bekerja di bagian utara.[1] Gereja-gereja ini berkembang pesat di antara suku-suku di pegunungan.[1] Pada tahun 1912, Sinode Presbiterian Taiwan dibentuk.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h i j k (Indonesia) Anne Ruck.1997.Sejarah Gereja Asia.Jakarta:PT BPK Gunung Mulia. hlm 290-295.
  2. ^ Daniel H. Bays.Christianity in China, from the Eighteenth Century to the Present.Stanford.hlm 120–137.