Kelompok Zhili (Hanzi sederhana: 直(隶)系军阀; Hanzi tradisional: 直(隸)系軍閥; Pinyin: Zhí (Lì) Xì Jūn Fá) adalah salah satu dari beberapa kelompok atau faksi yang saling bertikai yang terpecah dari Kelompok Beiyang di Republik Tiongkok pada era Panglima Perang. Perpecahan terjadi setelah kematian Yuan Shikai, yang merupakan satu-satunya orang yang dapat menjaga persatuan Tentara Beiyang. Kelompok tersebut diambil dari nama kawasan umum dari basis kekuasaan kelompok tersebut, Provinsi Zhili, sekarang Hebei, dan pada puncaknya juga menguasai Jiangsu, Jiangxi, dan Hubei.
Tidak seperti kelompok lainnya, kelompok Zhili dibentuk oleh pejabat yang merasa didiskriminasi oleh Perdana Menteri Duan Qirui dalam hal pengangkatan dan promosi jabatan. Mereka bersatu di sekitar Presiden Feng Guozhang yang harus berbagi kekuasaan dengan kelompok Anhui yang dominan di bawah pimpinan Duan, dalam masa Pemerintahan Beiyang. Karena tidak memiliki ikatan yang kuat, mereka lebih bersedia untuk meninggalkankan atau mengkhianati satu sama lain.
Mereka mengusung perjuangan yang lebih halus selama Perang Perlindungan Konstitusi. Setelah Feng meninggal karena sebab alami, kepemimpinan dipegang oleh Cao Kun. Cao memperoleh kemenangan dalam Pertempuran Zhili–Anhui tahun 1920, meskipun pujian banyak yang ditujukan kepada hasil kerja letnan utamanya yaitu Wu Peifu, seorang ahli strategi terbesar di Tiongkok pada saat itu. Hubungan dengan Kelompok Fengtian, yang sempat memberikan bantuan kecil ketika bertempur melawan Anhui, semakin memburuk, sementara itu Wu kembali berhasil membawa kemenangan selama Pertempuran Zhili-Fengtian Pertama tahun 1922. Dalam dua tahun berikutnya, Kelompok Zhili berhasil meraih beberapa kali kemenangan beruntun yang menyebabkan naiknya Cao Kun ke kancah kepresidenan melalui penyuapan (setelah menyogok 5.000 uang perak kepada semua anggota dewan majelis, Cao Kun akhirnya berhasil menjadi Presiden ke-6 Republik Rakyat Tiongkok pemerintahan Beijing periode 10 Oktober 1923 - 2 November 1924).
Ambisi Cao adalah membuat semua musuh melawannya dan menciptakan perselisihan di dalam kelompok. Kelompok Zhili mungkin saja bisa memenangkan Pertempuran Zhili-Fengtian Kedua tahun 1924 dan menyatukan kembali seluruh Tiongkok seandainya Feng Yuxiang tidak berkhianat dengan melakukan kudeta Beijing. Cao dipenjara dan kepemimpinan diserahkan kepada Wu yang bersama Sun Chuanfang berhasil mempertahankan Tiongkok bagian tengah selama dua tahun ke depan. Pada masa Ekspedisi Utara tahun 1926–1927 yang diluncurkan oleh Kuomintang, mereka berusaha membangun aliansi yang sia-sia dengan Kelompok Fengtian yang merupakan mantan musuh mereka, akhirnya Kelompok Zhili malah dikalahkan seluruhnya. Kelompok Zhili adalah satu-satunya faksi panglima perang yang berhasil dihancurkan oleh Ekspedisi Utara pimpinan Chiang Kai-shek dari Partai Nasionalis Kuomintang.
Kelompok Zhili juga sangat anti-Jepang. Kekuatan Barat menaruh simpati terhadap kelompok ini tetapi tidak memberikan bantuan kecuali terhadap bisnis swasta asing karena Kelompok Zhili bersikap anti-komunis dan anti-serikat buruh pada tahun 1923. Wu Peifu awalnya mengundang Partai Komunis Tiongkok untuk melepaskan cengkraman Kelompok Komunikasi (atau sering disebut juga Kelompok Kanton karena anggotanya banyak yang berasal dari Guangzhou) yang menguasai jalur kereta api utama, tetapi Wu akhirnya menilai Komunis menjadi suatu ancaman yang lebih besar dan ia berusaha menghancurkan komunis dengan kekerasan.