Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur Kesembilan (Ninth East Asia Summit) | |
---|---|
Tuan rumah | Myanmar |
Tanggal | 12-14 November 2014 |
Kota | Nay Pyi Taw |
Peserta | Anggota-anggota EAS |
Sebelumnya | KTT Asia Timur Kedelapan |
Selanjutnya | KTT Asia Timur Kesepuluh |
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur Kesembilan (Inggris: The Ninth East Asia Summit) adalah sebuah forum pertemuan antar pemimpin negara dan kepala pemerintahan dari 18 negara di Asia Timur dan sekitarnya, yang telah diselenggarakan pada tanggal 12-14 November 2014 di kota Nay Pyi Taw, Myanmar. Konferensi ini lebih dikenal dengan East Asia Summit atau disingkat EAS.[1][2]
Presiden Myanmar, Thein Sein, selaku ketua dan tuan rumah, dalam kata sambutannya menyampaikan dukungan penuh Myanmar terhadap forum ini menjadi dialog yang mengedepankan kerjasama dalam bidang keuangan, lingkungan dan energi, kesehatan, pendidikan, manajemen bencana alam dan konektivitas ASEAN. Thein Sein juga meminta anggota EAS tetap menjaga perdamaian, stabilitas, dan mendukung Deklarasi Kuala Lumpur 2005 supaya anggota EAS tetap membangun keterbukaan, transparan, inklusif dan partisipatif dalam menjalin kerja sama regional. Pertemuan kesembilan ini juga mengkonsolidasi dan mencatat setiap pencapain kerja sama sebelum masuk ke HUT KTT Asia Timur Kesepuluh.[3]
Dalam pertemuan Kesembilan ini, salah satu agenda yang dibicarakan ialah terkait gerakan terorisme Negara Islam Irak dan Syam atau yang lebih dikenal dengan ISIS atau ISIL. Thein Sein menyatakan bahwa ISIS meniadakan nilai-nilai Islam dan kemanusiaan dan menyebabkan penderitaan bagi rakyat Irak, Suriah, Timur Tengah, bahkan dunia.[3] Thein Sein menyampaikan dukungan terhadap pemerintahan baru Irak yang mendukung perlawanan terhadap ISIL, dan menyambut baik resolusi Dewan Keamanan PBB 2170 (2014) dan 2178 (2014) guna menekan pergerakan dan dukungan para pejuang gerakan terorisme.[3]
Dalam forum Kesembilan ini, KTT Asia Timur mengundang Direktur Eksekutif ERIA (Economic Research Institute for ASEAN and East Asia), Prof. Hidetoshi Nishimura. ERIA adalah sebuah organisasi internasional yang didirikan di Jakarta, Indonesia pada 3 Juni 2008 berdasarkan kesepakatan antara kepala negara dari 16 negara di kawasan Asia Timur untuk melakukan kegiatan penelitian dan membuat rekomendasi kebijakan untuk integrasi ekonomi lebih lanjut di Asia Timur. ERIA menerbitkan buku "ASEAN Rising" berisi strategi bagaimana ASEAN bergerak maju menuju MEA 2015 dan seterusnya.[4]
Catatan utama ERIA yang didukung penuh oleh pimpinan negara anggota EAS adalah upaya konektivitas kelembagaan dan fisik, termasuk pembentukan ketahanan energi dan pangan, pemberdayaan UKM, manajemen bencana alam, revisi "Rencana Pembangunan Asia Komprehensif", dan juga penguatan sistem manajemen regulasi dan bisnis lingkungan di wilayah Asia Timur.[4]
Para pemimpin negara dan kepala pemerintaha yang hadir dalam KTT Asia Timur Kesembilan di kota Nay Pyi Taw, Myanmar;[5]