Konferensi Tingkat Tinggi G7 ke-44 | |
---|---|
Tuan rumah | Kanada |
Tanggal | 8–9 Juni 2018 |
Peserta | Amerika Serikat Britania Raya Italia Jepang Jerman Kanada Prancis Uni Eropa |
Sebelumnya | KTT G7 ke-43 |
Selanjutnya | KTT G7 ke-45 |
Situs web | g7 |
Konferensi Tingkat Tinggi G7 ke-44, disingkat KTT G7 ke-44 diselenggarakan pada 8-9 Juni 2018, di La Malbaie, Québec, Kanada.[1] Ini merupakan keenam kalinya sejak tahun 1981 di mana Kanada menjadi tuan rumah pertemuan tersebut.[2]
Pada Maret 2014, G7 (Kelompok Tujuh Negara Maju)—yang terdiri dari para pemimpin dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Britania Raya, dan Amerika Serikat—menyatakan bahwa saat ini pembicaraan penting tidak mungkin dilakukan dengan Rusia dalam konteks G8.[3] Sejak itu, pertemuan terus berlanjut dalam proses G7. Pada hari pertama KTT, Amerika Serikat mengumumkan akan mendorong bagi penerimaan kembali Rusia. Italia juga meminta pemulihan G8 segera setelah KTT.[4][5]
KTT ini menerima banyak perhatian karena penurunan signifikan hubungan para anggota dengan Amerika Serikat.[6] Karenanya, KTT ini dijuluki "G6+1" oleh Prancis dan beberapa anggota media, menandakan "pengucilan terhadap Amerika Serikat" karena peristiwa akhir-akhir ini.[6][7][8]
Fairmont Le Manoir Richelieu di La Malbaie, Quebec, Kanada, dipilih sebagai tuan rumah KTT G7,[9] sebagian karena keindahan alam dan keamanannya. Ini merupakan KTT G7 pertama dengan Quebec sebagai tuan rumah sejak tahun 1981.[9] La Malbaie, yang pernah menjadi sebuah kota sanggraloka untuk menjamu para presiden Amerika, membutuhkan US$ 465 juta dalam persiapan, termasuk layanan internet kecepatan tinggi baru, menara ponsel baru, dan pagar keamanan.[10] Kelowna, British Columbia, juga dipertimbangkan sebagai tuan rumah potensial.[10]
KTT G7 ke-44 merupakan pertemuan yang pertama bagi Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte. Ini juga merupakan KTT terakhir bagi Perdana Menteri Britania Raya Theresa May dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker.
Anggota-anggota inti G7
Negara dan pemimpin tuan rumah ditampilkan dengan cetak tebal. | |||
Anggota | Diwakili oleh | Jabatan | |
---|---|---|---|
Amerika Serikat | Donald Trump | Presiden | |
Britania Raya | Theresa May | Perdana Menteri | |
Italia | Giuseppe Conte | Perdana Menteri | |
Jepang | Shinzō Abe | Perdana Menteri | |
Jerman | Angela Merkel | Kanselir | |
Kanada | Justin Trudeau | Perdana Menteri | |
Prancis | Emmanuel Macron | Presiden | |
Uni Eropa | Jean-Claude Juncker | Presiden Komisi | |
Donald Tusk | Presiden Dewan | ||
Tamu Undangan (Negara-negara) | |||
Anggota | Diwakili oleh | Jabatan | |
Afrika Selatan | Cyril Ramaphosa | Presiden | |
Argentina | Mauricio Macri | Presiden | |
Bangladesh | Sheikh Hasina | Perdana Menteri | |
Haiti | Jovenel Moïse | Presiden | |
Jamaica | Andrew Holness | Perdana Menteri | |
Kenya | Uhuru Kenyatta | Presiden | |
Kepulauan Marshall | Hilda Heine | Presiden | |
Norwegia | Erna Solberg | Perdana Menteri | |
Rwanda | Paul Kagame | Presiden | |
Senegal | Macky Sall | Presiden | |
Seychelles | Danny Faure | Presiden | |
Vietnam | Nguyễn Xuân Phúc | Perdana Menteri |
The G7 meeting has become more like a G6+1, with Trump choosing to isolate the US on a number of issues from trade to Iran and climate change.
The G-7 this year looks more like a G6+1. That's how French Foreign Minister Bruno Le Maire recently described America's increasingly isolated position as the Group of Seven nations — the U.S., Britain, France, Japan, Germany, Italy and Canada — start a two-day meeting in Charlevoix, Canada, Friday.
Diplomatic tensions and an escalating trade war mean that President Donald Trump can expect a chilly reception at the summit, which some have dubbed the G6+1.