Zona ini dilalui oleh Métro Jalur C
La Croix-Rousse adalah bukit setinggi 254 meter di kota Lyon, Prancis. Pemukiman di areal bukit ini juga diberi nama La Croix-Rousse. Area pemukiman terbagi menjadi les pentes (lereng bukit, termasuk dalam wilayah Arondisemen Pertama Lyon) dan le plateau (puncak bukit, bagian dari Arondisemen Keempat Lyon). Nama "La Croix-Rousse", yang berarti salib merah, diambil dari monumen salib yang terbuat dari cokelat kemerahan yang didirikan di area tersebut pada abad ke-16.
Munculnya wilayah ini sangat dipengaruhi oleh peran sentral Lyon dalam industri sutra, yakni sekitar abad ke-18 ketika banyak lokakarya sutra pindah ke bukit La Croix-Rousse dari daerah Vieux Lyon. Sebagian besar bangunan di area ini memiliki langit-langit berkubah besar dengan kasau kayu yang tampak. Bagian dalam bangunan dibuat lebih tinggi daripada bangunan lain pada umumnya, agar dapat menyimpan alat tenun sutra yang berbentuk tinggi menjulang. Terdapat pula lorong-lorong tertutup (traboules) yang menghubungkan antar bangunan. Lorong-lorong ini dulunya digunakan oleh para pedagang sutra untuk memindahkan bahan-bahan sutra dari satu bangunan ke bangunan lain, dengan tetap terlindung dari hujan. Pada zaman itu, para buruh sutra (Canut) berada dalam kondisi kerja yang sangat buruk. Akibatnya, mereka menggelar berbagai pemberontakan, yang dikenal sebagai Pemberontakan Canut. Pemberontakan pertama, di bulan Oktober 1831, dianggap sebagai salah satu pemberontakan pertama yang dilakukan oleh para buruh.
Di Lyon, La Croix-Rousse dijuluki la colline qui travaille (bukit yang bekerja), berbeda dengan bukit yang lebih terkenal di sebelah barat daya, yakni Bukit Fourvière yang dikenal sebagai la colline qui prie (bukit yang berdoa). Penulis Paul-Jacques Bonzon mengangkat La Croix-Rousse dalam serial bukunya, Les Six Compagnons, yang menceritakan tentang petualangan lima remaja kelas pekerja dari daerah ini.