Label rekaman independen (atau label indie) adalah perusahaan label rekaman, baik berskala lokal, nasional, maupun internasional yang beroperasi tidak menginduk dan/atau didanai oleh label rekaman mayor (major label). Mayoritas label rekaman independen berbadan hukum perseorangan sebagai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), tetapi dapat juga berbentuk firma, atau bahkan perseroan terbatas.
Biasanya, label rekaman independen memulai usahanya dengan memproduksi dan mendistribusikan rekaman musik dengan satu genre tertentu, seperti musik jazz, atau merekam genre-genre baru yang tidak mengikuti tren atau musik yang sedang populer kala itu, seperti Elvis Presley di masa-masa awal. Saat ini, musik yang berasal dari label indie sering disebut sebagai musik indie, atau lebih khusus berdasarkan genre, seperti indie hip-hop .
Label rekaman independen pada mulanya didefinisikan sebagai perusahaan kecil yang memproduksi dan mendistribusikan rekaman.[1] Mereka tidak berafiliasi atau didanai oleh label rekaman mayor. Menurut SoundScan dan RIAA, label independen memproduksi dan mendistribusikan sekitar 66% lagu, tetapi hanya menyumbang 20% dari penjualan.
Mayoritas artis musik memulai karier mereka pada label independen.[2]
Yang menjadi berbeda antara label mayor dan label independen tidak selalu jelas. Definisi tradisional dari "label mayor" adalah label yang memiliki kanal distribusinya sendiri. Sejumlah label independen, terutama yang menaungi artis sukses, menandatangani rilisan ganda atau perjanjian distribusi dengan label mayor. Mereka juga dapat membuat kesepakatan lisensi internasional dan kesepakatan terkait dengan label mayor. Dalam beberapa kasus, label mayor kadang-kadang sepenuhnya atau sebagian mengakuisisi label independen.
Ada juga label rekaman yang dijalankan oleh artis pada label mayor dengan masih sepenuhnya atau sebagian dimiliki oleh label mayor. Label-label ini sering disebut sebagai "label vanitas", dan dimaksudkan untuk memberi kepuasan artis papan atas atau memungkinkan mereka untuk menemukan dan mempromosikan artis baru.
Menurut Association of Independent Music (AIM), "[Label rekaman] 'mayor' didefinisikan dalam anggaran dasar AIM sebagai 'perusahaan multinasional' yang (bersama-sama dengan 'anak-anak perusahaannya') memiliki lebih dari 5% pangsa pasar musik dunia untuk penjualan rekaman dan/atau video musik. Saat ini, perusahaan rekaman mayor yang beroperasi adalah Sony, Warner, dan Universal Music Group (yang hingga tahun 2012 EMI juga termasuk di dalamnya)... Jika label rekaman mayor memiliki tidak kurang dari 50% saham di perusahaan itu, label tersebut dianggap sebagai 'milik label mayor'."
Secara historis, label independen terus mengimbangi kemajuan musik populer, dimulai sejak zaman pascaperang di Amerika Serikat.[3] Perselisihan dengan label mayor menyebabkan tumbuhnya label kecil yang mengkhususkan dirinya dalam musik country, jazz, dan blues. Sun Records memainkan peranan penting dalam pengembangan musik rock and roll dan musik country, dan menaungi artis seperti Elvis Presley, Carl Perkins, Johnny Cash, Jerry Lee Lewis, Roy Orbison, dan Charlie Rich. Rilis yang dikeluarkan oleh label-label independen ditujukan ke penonton yang sedikit namun loyal. Mereka kurang begitu mengandalkan penjualan besar-besaran dan mampu memberi ruang lebar kepada artis musik untuk bebas bereksperimen dan berkarya seni.
Pada akhir dekade 1940-an dan memasuki 1950-an, bisnis musik Amerika berubah ketika masyarakat lebih mudah dan cepat mempelajari industri musik. Sejumlah perusahaan mendirikan studio rekaman mereka sendiri, dan diikuti peningkatan jumlah pemilik label. Banyak pemilik label mengakui bahwa label yang paling pertama menerbitkan sebuah rekaman musik "berhak secara hukum untuk menerima kompensasi untuk setiap rekaman yang terjual." Dengan mengikuti para perintis industri musik, banyak label baru didirikan selama beberapa dekade berikutnya oleh orang-orang dengan pengalaman industri. Selama 1980-an dan 1990-an, banyak label rap dimulai oleh artis musik yang sedang mencari orang dengan bakat barunya. Madonna adalah salah satu contoh artis musik besar yang turut membantu menaikkan derajat karier artis baru dengan label Maverick-nya.
Di Britania Raya selama dekade 1950-an dan 1960-an, label-label mayor seperti EMI, Philips, dan Decca memiliki persaingan yang sangat besar sehingga label-label kecil berjuang untuk turut bersaing. Beberapa produser musik Inggris meluncurkan label independen, termasuk Joe Meek (Triumph Records), Andrew Oldham (Immediate Records), dan Larry Page (Page One Records).[3] Chrysalis Records, didirikan oleh Chris Wright dan Terry Ellis, diketahui merupakan label independen tersukses pada masa itu. Beberapa artis papan atas memulai label independen mereka sendiri, termasuk Apple Records milik The Beatles, dan Rolling Stones Records milik The Rolling Stones. Sayangnya, label-label ini kalah bersaing atau diakuisisi oleh label-label mayor.[4]
Gerakan punk rock menjadi titik balik baru bagi label-label independen, gerakan swakriya mendorong pertumbuhan .[3] Di Amerika Serikat, label independen seperti Beserkley sukses menaungi artis seperti The Modern Lovers. Ada label Inggris yang akhirnya menandatangani kesepakatan distribusi dengan label mayor agar tetap eksis, tetapi ada juga yang tetap mempertahankan sifat independennya, seperti Industrial Records, Factory Records, Warp, Ninja Tune, Wax On, dan BlancoMusic. Faktor penentu independensi label adalah metode distribusi, yang tidak boleh dilakukan oleh label mayor agar lagunya dapat dimasukkan dalam UK Indie Chart.[5]
UK Indie Chart pertama kali dibuat pada tahun 1980.[5] Tangga musik ini sama sekali tidak memfokuskan ke suatu genre tertentu, dan tangga musik ini menampilkan seluruh genre, mulai dari punk hingga reggae, middle of road, sampai ke pop mainstream, termasuk lagu-lagu oleh artis seperti Kylie Minogue dan Jason Donovan yang dinaungi label Pete Waterman Ltd.
Pada akhir 1970-an telah muncul perusahan-perusahan distributor rekaman independen seperti Pinnacle dan Spartan, sehingga memberi alternatif bagi label independen distribusi yang efektif tanpa melibatkan label mayor. Distribusi independen semakin dimantapkan dengan berdirinya 'The Cartel', organisasi yang beranggotakan beberapa perusahaan seperti Rough Trade Records, Backs Records, dan Red Rhino, yang membantu meriliskan rekaman musik dari label kecil dan mengirimnya ke toko-toko kaset berjaringan nasional.[5] UK Indie Chart menjadi sumber ketenaran utama bagi artis yang dinaungi label independen, dengan sepuluh singel teratas secara berkala diputar di acara televisi nasional The Chart Show. Pada akhir 1980-an, label-label mayor telah menemukan peluang untuk mencari artis-artis baru yang naik daun di tangga musik indie, dan mulai membuat anak-anak perusahaan rekaman yang didanai oleh label-label mayor tetapi didistribusikan secara independen. Hal ini memungkinkan label besar untuk secara efektif mendorong label indie keluar dari persaingan pasar, dan tangga musik independen menjadi kurang signifikan pada awal 1990-an. Istilah "alternatif" semakin banyak digunakan untuk menggambarkan artis musik, dan istilah "indie" lebih sering dipakai untuk menggambarkan berbagai macam genre musik rock dan pop berbasis gitar.
Scouting Party Index of Independent Record Labels (1986) karya Norman Schreiber berisikan daftar lebih dari 200 label rekaman independen, artis yang dinaunginya, dan contoh karya yang dirilis pada label tersebut.[6]
Hingga April 2007[update], album tahun 1994 dari The Offspring, Smash, merupakan album independen terlaris sepanjang masa. Album ini mendapat penghargaan enam kali Platinum di Amerika Serikat dan terjual lebih dari 12 juta kopi di seluruh dunia.[7]
Induk organisasi label rekaman musik indie, Worldwide Independent Network, didirikan pada tahun 2006.[8] WIN adalah koalisi dari seluruh perusahaan musik independen dari negara-negara di seluruh dunia.[9]
Alison Wenham OBE telah memimpin selama 17 tahun Association of Independent Music (AIM), yang diluncurkan olehnya pada 1999. Selama masa-masa ini ia juga membantu mendirikan WIN pada 2006, bertahan di WIN selama 12 tahun, dengan dua tahun terakhirnya menjabat sebagai CEO. Sebagai komponen pendukung dalam membantu label indie untuk dapat bersaing di seluruh dunia dengan perusahaan-perusahaan besar, Wenham tampil dalam "Top Women in Music" Billboard setiap tahun sejak publikasi. Sayangnya, ia mengundurkan diri dari perannya di WIN pada Desember 2018,[10][8] dan menjabat sebagai direktur noneksekutif di Funnel Music.[11]
Pada 4 Juli 2008, WIN mencanangkan "Hari Indie", perayaan musik indie tahunan terkoordinasi pertama di seluruh dunia, kala Australian Independent Record Labels Association membuat daftar rekaman independen terbesar sepanjang masa.[12][13]
Setelah keluarnya Wenham, mantan Direktur Urusan Hukum dan Bisnis WIN, Charlie Phillips, diangkat menjadi pimpinan sebagai Chief Operating Officer. Sementara itu, Ketua yang terpilih adalah Justin West dari Secret City Records, label rekaman Kanada.[14]
Keanggotaan WIN per Agustus 2019 adalah A2IM (Amerika Serikat), ABMI (Brasil), ADISQ (Kanada - khusus Quebec), AIM (Britania Raya), AMAEI (Portugal), A.S.I.A.r (Argentina), Audiocoop (Italia), BIMA (Belgia), CIMA (Kanada), DUP (Denmark), FONO (Norwegia), HAIL (Hungaria), IMCJ (Jepang), IMICHILE (Chili), IMNZ (Selandia Baru), IMPALA (Eropa), indieCo (Finlandia), IndieSuisse (Swiss), Liak (Korea), P.I.L. (Israel), PMI (Italy), Runda (Balkan), SOM (Swedia), stomp (Belanda), UFI (Spanyol), UPFI (Prancis), VTMOE (Austria), dan VUT (Jerman).[15]
Kebanyakan organisasi yang aktif adalah asosiasi perdagangan di negara dan wilayah yang pasar musiknya maju: AIM (Britania Raya), A2IM (Amerika Serikat), AIR (Australia), CIMA (Kanada), VUT (Jerman), IMNZ (Selandia Baru), UFI (Spanyol); IMICHILE (Chili), ABMI (Brasil), dan IMPALA (Eropa).[9]
Tahun 2016, laporan WIN, WINTEL, sebuah analisis pengaruh sektor indie terhadap ekonomi global dan pengaruh budaya, menunjukkan pangsa pasar global sebesar 37,6%. Pendapatan yang berhasil diraup dari sektor ini adalah US$5,6 miliar pada tahun 2015.[16]
Induk organisasi untuk industri musik independen Australia adalah Australian Independent Record Labels Association, dikenal sebagai AIR, beranggotakan sekitar 350 pada 2019.[17]
Laporan tahun 2017 yang dibuat oleh AIR, berjudul AIR Share: Australian Independent Music Market Report, adalah laporan analisis pasar pertama dari industri musik independen Australia. Laporan tersebut menyebutkan bahwa pangsa pasar label indie adalah 30% dari seluruh pendapatan pasar rekaman musik Australia, dan 57% darinya berasal dari artis musik Australia, yang menempatkan Australia sebagai daftar 10 pasar musik indie global berbahasa Inggris terbaik, menurut CEO WIN (Worldwide Independent Network) saat itu, Alison Wenham. (Sebagai perbandingan, pasar indie AS memiliki pangsa 34% sementara Inggris memiliki 23%.) [16]
Dalam laporan tersebut, pendapatan dari industri rekaman Australia adalah sebesar A$399,4 juta, menjadikannya sebagai pasar musik keenam terbesar di dunia dalam pendapatan, dan mendahului negara-negara dengan populasi penduduk lebih banyak seperti Kanada dan Korea Selatan. Pendapatan dari media digital adalah 44%, lebih besar dari pendapatan media fisik yang sebesar 33%. Juru bicara dari perusahaan Unified Music Group mengatakan bahwa pemerintah mulai menyadari nilai finansial dan budaya dari industri musik yang terus berkembang, namun masih ada tantangan besar bagi golongan indie untuk berkompetisi dengan perusahaan teknologi berdana besar yang memiliki agenda perjanjian antihak cipta.[18]
Pada tahun 2017, pangsa pasar musik independen Finlandia memiliki pangsa terendah dari total pasar industri musik, hanya sebesar 16%.[16]
Pada 2017, pangsa pasar musik independen Korea adalah yang paling sehat dari total pangsa pasar musik, sebesar 88%.[16]
Pada 2017, pangsa pasar pasar musik independen Britania Raya adalah sebesar 23% dari pangsa pasar musik total.[16]
Pada 2017, pangsa pasar independen Amerika Serikat adalah sebesar 34% dari total pasar musik.[16]