Laguatan (bahasa Arab: لواتة, translit. Lawata) adalah klan Berber yang mendiami wilayah Kirenaika di Libya.[1] Mereka digambarkan sebagai kelompok perampok dan nomaden,[2] namun ada pula yang menganggap mereka sebagai kelompok menetap namun kerap melakukan penyerangan.[3] Sebagaimana dikutip dalam Tarikh Libya fii 'Ahdi al-Khulafa al-Rasyidun (Sejarah Libya di Era Khulafaur-Rasyidin), dikatakan bahwa sebutan "Lawata" berasal dari Bani Luwa'a dengan penambahan huruf alif dan taa untuk menunjukan jamak (banyak kelompok).[4]
Laguatan muncul pada akhir abad ke-3. Kelompok pertama memulai migrasi ke arah barat dari kampung mereka di Gurun Libya. Di bawah bendera Austuriani (mungkin mencerminkan sub-suku yang dominan saat itu) mereka tercatat menyerang wilayah Kirenaika dan Tripolitania pada abad ke-4. Kemudian pada tahun 520-an, di bawah pemimpin mereka yang bernama Cabaon, Laguatan meraih kemenangan besar atas Vandal dan menjadi suku independen yang efektif.[3]
Pada tahun 540-an, mereka berperan besar dalam perang suku melawan Bizantium, hingga akhirnya dikalahkan oleh John Troglita. Procopius dari Kaisarea (Vandalic War II.21.2 & II.28.47) menyebut mereka Levathae (bahasa Yunani: Λευάθαι, translit. Leváthai); sedangkan Flavius Cresconius Corippus menyebut mereka Ilaguas dan Laguantan. Menurut Corippus, mereka merupakan masyarakat pagan dengan dewa Gurzil yang diidentifikasi sebagai putra Amun dan seekor sapi (Iohannis II.109–110).[3]
Pada Abad Pertengahan Islam, Ibnu Khaldun mencatat bahwa suku ini dikenal sebagai Lawata (bahasa Arab: لواتة) dan mereka tersebar mulai dari oasis di Gurun Barat Mesir, ke Kirenaika, Tripolitania, Tunisia bagian selatan dan tengah, hingga ke Aljazair sebelah timur.[3][4]