Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Lazimi atau wirid lazim (bahasa Arab: الْوِرْدُ اللَّازِمُ ) adalah litani biasa yang dipraktikkan oleh para pengikut dalam sufisme di tarekat Tijaniyah. Praktiknya diadakan secara individu.[1][2]
Anggota Tarekat Tijaniyah memberikan pembedaan diri mereka dalam sejumlah praktik spiritual dalam sufisme. Pembedaan ini juga dilakukan pada proses mistik dan rencana perjalanan mereka.[3]
Lazimi diberikan selama upacara inisiasi berbagai tarekat Suni. Pemberinya haruslah seorang mukaddam atau syekh.[4]
Mukaddam memperkenalkan kepada para penganutnya mengenai kewajiban-kewajiban melaksanakan perintah. Kewajiban ini meliputi kewajiban mengucapkan dan melafalkan lazimi. Pengucapannya memerlukan waktu sekitar sepuluh sampai lima belas menit. Lazimi dilakukan setiap pagi dan sore . Di pagi hari, lazimi diadakan setelah salat Subuh, sementara di sore hari diadakan setelah salat Asar.[5]
Ritual ini disebabkan oleh fakta bahwa persaudaraan pada Tarekat Tijaniyah melihat peribadatan sebagai syarat awal untuk zuhud. Sifat kepercayaan ini adalah asketisme. Lazimi perlu dilakukan agar para penganut memperoleh iman yang benar.[6]
Lazimi sesuai dengan persepsi Tarekat Tijaniyah tentang iman. Setiap anggota tarekat ini harus setuju untuk membaca tiga kewajiban ibadah: lazimi, wazifa dan zikir pada hari Jumat.[7]
Lazimi dianggap sebagai tanda kebenaran dan istiqamah. Anggota tarekat Tijaniyah kemudian menganggap dirinya meniru kehidupan nabi Muhammad dan para sahabatnya secara mistik.[8]
Membaca lazimi dianggap sebagai ritual wajib yang melibatkan pengulangan liturgi tertentu. Pembacaannya dianggap memberikan sebuah buah mistik ke jantung para murid.[9]
Lazimi dibaca secara berulang-ulang sebagai doa individu. Isinya:[10]
Murid-murid juga secara bersama-sama harus mengikuti pembacaan wazifa. Wazifa merupakan rumusan litani yang serupa dengan lazimi. Pembacaan dan penyanyiannya dilakukan secara berkelompok. Pembacaan diadakan di masjid, atau zawiya. Waktu untuk membanya adalah setiap hari atau sekali sepekan.[14]