Lembah Baliem (atau Lembah Balim) adalah lembah di Pegunungan Jayawijaya dan juga merupakan lokasi ibu kota Provinsi Papua Pegunungan. Lembah Baliem berada di ketinggian 1.600 meter dari permukaan laut yang dikelilingi pegunungan dengan pemandangannya yang indah dan masih alami. Suhu bisa mencapai 10-15 derajat celcius pada waktu malam.[1]
Lembah ini dikenal juga sebagai Grand Baliem Valley dan menurut penjelajahan Eropa (tahun 1940-an hingga 1960-an) merupakan tempat tinggal satu suku saja yaitu suku Dani, walau setelah penelitian lanjut di sebelah Timur dan Selatan ada suku Yali, suku Mek dan suku Nduga. Melalui Dewan Adat Papua, masyarakat Wamena sendiri menyetujui mereka terdiri atas suku Hubula di Lembah Baliem, suku Walak di sebelah Utara, dan suku Dani di sebelah Barat (suku Lani).[2]
Panjang Lembah Baliem adalah sekitar 80 kilometer dan lebar sekitar 20 kilometer dan terletak di ketinggian sekitar 1.600-1.700 m, dengan populasi sekitar 100.000 jiwa.
Penemuan Lembah Baliem dan kehadiran tak terduga dari populasi yang besar pertaniannya ditemukan oleh ekspedisi ketiga zoologi Richard Archbold untuk New Guinea pada tahun 1938. Pada tanggal 21 Juni sebuah selatan penerbangan udara Reconnaissance dari Hollandia (sekarang Jayapura) menemukan apa ekspedisi disebut 'Grand Valley'. Secara bertahap kemudian lembah sejak itu telah dibuka terbatas untuk pariwisata yaitu dengan adanya Festival Lembah Baliem.
Pada Lembah Baliem terdapat beberapa fakta unik yang belum banyak diketahui oleh masyarakat, diantaranya ialah adanya pasir putih tanpa pantai, tingginya toleransi, dan terdapat festival budaya.[1]