Li Hongzhi 李洪志 | |
---|---|
Lahir |
|
Dikenal atas | Pendiri Falun Gong |
Li Hongzhi (Hanzi: 李洪志; Pinyin: Lǐ Hóngzhì, lahir 1951 atau 1952) adalah pemimpin agama Tiongkok yang mendirikan Falun Gong, atau Falun Dafa, sebuah gerakan agama baru. Li mulai menyebarkan ajaran Falun Gong pada 13 Mei 1992 di Changchun, dan kemudian memberikan ceramah dan mengajarkan latihan Falun Gong ke berbagai penjuru Tiongkok.
Pada tahun 1995, Li mulai memperkenalkan Falun Gong ke berbagai penjuru dunia, kemudian ia menetap di Amerika Serikat dengan status tinggal tetap pada tahun 1998. Gerakan Falun Gong menjadi populer secara signifikan pada tahun 1990-an, termasuk gerakan qigong, tetapi ditindas oleh pemerintah Tiongkok pada tahun 1999. Freedom House memberikan penjelasan bahwa "Saat ini, warga Tiongkok yang menjalankan Falun Gong hidup di bawah ancaman penculikan dan penyiksaan yang menetap. Istilah praktik, nama sang pendiri Li Hongzhi, dan berbagai macam homonim, merupakan istilah yang paling disensor di dunia internet Tiongkok. Beberapa sebutan di media yang dikelola oleh negara maupun diplomat Tiongkok diekspresikan dengan menjelekkan nama."[4]
Li Hongzhi memperkenalkan Falun Dafa pada 13 Mei 1992 di sekolah menengah kelima di Changchun, Jilin. Mulai tahun 1992 hingga 1994, ia menjelajahi seluruh penjuru Tiongkok, memberi ceramah dan mengajarkan latihan Falun Gong sehingga jumlah pengikut mulai meningkat. Kesuksesan Li sebagian besar berkaitan dengan polularitas qigong pada akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an di bawah liberalisasi sosial oleh Deng Xiaoping. Ia membedakan Falun Gong dengan memprioritaskan "kemudahan ke khalayak umum" dan isi moral, berbeda jauh dengan gagasan esoterik yang sering ditemukan pada sistem qigong lain.[5][6] Li juga kritis terhadap sistem alternatif dalam gerakan qigong, menyatakan bahwa gerakan itu "penuh dengan ajaran palsu dengan 'master' yang serakah dan curang" dan mulai memperbaikinya. Li mengatakan bahwa Falun Gong adalah bagian dari "tradisi pengkultusan beberapa abad yang lalu", dan pada tulisannya sering menyerang seseorang yang mengajarkan "cara yang tidak benar, menyimpang, dan heterodoks".[7] Li membedakan Falun Gong dengan gerakan qigong yang lain dengan menekankan nilai-nilai moral yang bertujuan untuk "menyucikan hati dan mencapai keselamatan spiritual"[8]
Ian Johnson menggarisbawahi bahwa selama buku Falun Gong mencapai puncak penjualan di Tiongkok, Li Hongzhi tidak pernah menerima royalti karena buku yang beredar merupakan barang bajakan.[9] Kesuksesan Li sebagian besar memiliki hubungan dengan orang yang mencari pengobatan alternatif ketika sistem kesehatan Tiongkok dituntut keras untuk memenuhi tuntutan.[6] Pada pengajaran Falun Gong, ia menekankan bahwa praktisi harus mematuhi prinsip-prinsip moral kebenaran, kasih sayang, dan kesabaran dalam kehidupan sehari-hari.[10]