Lōrīca segmentāta (zirah bersegmen), juga disebut lorica lamminata adalah jenis zirah bersegmen yang digunakan oleh pasukan Kekaisaran Romawi. Zirah ini terdiri dari lempeng-lempeng logam yang dibentuk menjadi melingkar, yang diikatkan pada tali kulit bagian dalam.
Nama lorica segmentata berasal dari bahasa Latin yang berarti "zirah bersegmen". Nama itu pertama kali muncul pada abad ke-16 oleh para peneliti.[1]. Meskipun nama kunonya belum diketahui, para peneliti dapat memberi perkiraan tentang kemungkinan nama yang diberikan orang Romawi. Sudah jelas ada kata lorica di awal namanya, namun kata berikutnya masih belum diketahui. Ada kemungkinan nama kunonya adalah lorica laminata karena orang Romawi menyebut lembaran logam sebagai "lamina", walaupun masih belum ada bukti yang konkret.
Walaupun zirah ini seringkali dihubungkan dengan Romawi, teknologi yang digunakan untuk membuat lorica segmentata sudah terbilang tua ketika pertama kali diperkenalkan. Teknik lempengan melengkung yang ditumpang tindih sudah dilakukan pada abad ke-15 SM dalam proses pembuatan zirah Dendra. Penggunaan lamina pada zirah juga sudah dilakukan oleh bangsa Partia dan kemungkinan juga bangsa Dacia, Skithia, ataupun Sarmatia sebelum diadopsi orang Romawi. Beberapa potongan zirah ini yang digabungkan dengan zirah sisik dari abad ke-4 SM telah ditemukan di berbagai situs penggalian yang berlokasi di stepa.ada kemungkinan "manica" atau perisai tangan yang terbuat dari lempengan logam juga telah digunakan oleh para gladiator sebelum digunakan sebagai perlengkapan militer.[1] Waktu persis dimulainya penggunaan lorica segmentata oleh pasukan Romawi masih belum diketahui. Ada kemungkinan zirah ini pertama kali diperkenalkan setelah kekalahan Crassus di Carrhae pada tahun 53 SM.[1] Kemungkinan lain adalah zirah ini mulai digunakan pada tahun 21 M setelah Pemberontakan Julius Sacrovir dan Julius Florus.[1] Zirah ini digunakan seawalnya atau lebih awal daripada tahun 9 SM, karena pasukan Romawi sudah menggunakan lorica segmentata dalam Pertempuran Hutan Teutoburg yang terjadi pada tahun itu.[1]
Pada pertengahan abad ketiga, lorica segmentata tidak lagi disukai oleh pasukan Romawi, walaupun masih digunakan pada akhir Kekaisaran Romawi.[1] Penggambaran tentara Romawi mengenakan lorica segmentata dapat ditemukan pada Pelengkung Konstantinus yang dibangun pada tahun 315. Namun, ada pendapat yang mengatakan penggambaran tersebut berawal dari monumen yang dibangun Markus Aurelius yang digabungkan pada Pelengkung Konstantinus.[1] Penggunaan terakhir zirah yang diketahui adalah di abad ke-4.[1]
Seiiring berjalannya wajtu, jenis lorica segmentata yang digunakan berubah-ubah. Dari tahun 9 SM hingga 43 M, tentara Romawi menggunakan jenis Dangstetten-Kalkriese-Vindonissa. Kemudian dari tahun 69 hingga 100, jenis Corbridge-Carnuntum yang digunakan. Selanjutnya dari tahun 164 hingga 180, jenis Newstead yang digunakan.[2] Jarak waktu penggunaan jenis zirah yang berbeda-beda itu bertumpang tindih. Ada kemungkinan jenis zirah yang keempat yang dimana zirah ini digabungkan dengan pelindung bahu berzirah sisik. Namun, ini hanya diketahui dari sebuah patung rusak di Alba Iulia, Rumania. Zirah ini digunakan sekitar tahun 14 SM hingga akhir abad ke-3.[3] Penggunaan lorica segmentata's dalam pasukan Romawi tersebar luas di berbagai wilayah, namun zirah rantai lorica hamata kemungkinan lebih umum digunakan.
Zirah ini terdiri atas lempengan besi lebar yang diikat dengan tali kulit. Lempengan logam itu disusun secara horisontal dan saling tumpang tindih. Lempengan logam itu menutupi badan dalam dua bagian dengan diikat di bagian depan dan belakang. Bagian tubuh atas dan bahu dilindungi oleh lempengan tambahan ('pelindung bahu') serta lempeng dada dan lempeng punggung.
Bentuk zirah ini membuatnya mudah disimpan, karena dapat dipisahkan menjadi beberapa bagian. Akan tetapi, pengepas untuk menyambung berbagai bagian lempeng (gesper, engsel lobat, tali bersensgel, kait tali, cincin tali, dll) dibuat dari kuningan. Tapi, dalam varian selanjutnya sejak tahun 75-80 M, pengikatnya disederhanakan. Engsel perunggu dihilangkan dan diganti dengan paku sederhana, pengikat sabuk menggunakan kait kecil, dan dua lempeng sabuk paling bawah diganti dengan satu lempeng lebar.