Pengarang | RD Blackmore |
---|---|
Negara | Britania Raya |
Bahasa | Bahasa Inggris |
Genre | Fiksi |
Diterbitkan | 1869 |
Penerbit | Sampson Low, Son, & Marston |
Jenis media | Cetak |
Lorna Doone adalah sebuah novel karya penulis Inggris Richard Doddridge Blackmore yang diterbitkan pada tahun 1869. Novel ini merupakan roman yang didasarkan pada sekelompok tokoh sejarah dan berlatar akhir abad ke-17 di Devon dan Somerset, khususnya di sekitar wilayah Lembah East Lyn di Exmoor. Pada tahun 2003, novel ini terdaftar pada survei BBC The Big Read.[1]
Blackmore kesulitan menemukan penerbit, sehingga novel ini pertama kali diterbitkan secara anonim pada tahun 1869 dalam edisi tiga-jilid terbatas sejumlah 500 eksemplar, dengan hanya 300-nya yang terjual. Tahun berikutnya, buku ini diterbitkan ulang dalam edisi satu-jilid yang lebih terjangkau dan menjadi sukses besar secara penerimaan dan finansial. Buku ini sempat tidak pernah berhenti dicetak.
Buku ini mendapat pujian dari rekan sebaya Blackmore, Margaret Oliphant, dan juga dari penulis Victoria yang lebih muda termasuk Robert Louis Stevenson, Gerard Manley Hopkins, dan Thomas Hardy. Buku ini menjadi favorit para wanita,[2] dan juga populer di kalangan pembaca pria, dan terpilih sebagai novel favorit para siswa pria di Yale pada tahun 1906.[3]
Dengan kekhasannya sendiri, Blackmore mengandalkan gaya "fonologis" dalam percakapan para karakternya, menekankan pada aksen dan urutan kata.[4] Dia sangat berupaya menciptakan dialog dan dialek para karakternya, dalam setiap novelnya. Di sini, dia berusaha menceritakan secara realistis baik cara bicara maupun nada dan aksennya, sehingga dapat membentuk pikiran dan ucapan dari berbagai macam orang yang hidup di Exmoor pada abad ke-17.
Blackmore memasukkan peristiwa dan tempat nyata ke dalam novelnya. The Great Winter yang diuraikan dalam bab 41–45 adalah peristiwa nyata, suatu musibah embun beku pada tahun 1683-1684.[5] Blackmore sendiri bersekolah di Blundell's School di Tiverton yang menjadi latar di bab-bab awal. Salah satu yang menjadi inspirasi alurnya adalah peristiwa penembakan seorang wanita muda di sebuah gereja di Chagford, Devon pada abad ke-17. Berbeda dengan tokoh utama novel ini, wanita tersebut tidak selamat, tetapi peristiwa ini dijadikan hari peringatan di gereja tersebut. Kemudian, Blackmore menciptakan nama "Lorna", yang kemungkinan merujuk pada teks Skotlandia.[6]
Menurut kata pengantar buku ini, karya ini adalah sebuah roman, bukan novel sejarah. Penulisnya tidak "berani, juga tidak ingin, mengklaimnya sederajat dengan maupun menciptakan kesulitan dengan menjadikannya sebagai novel sejarah". Maka dari itu, dia menggabungkan unsur roman tradisional, tradisi novel sejarah Sir Walter Scott, tradisi pastoral, nilai-nilai tradisional Victoria, dan tren novel sensasional pada zamannya. Dasar pemahaman sejarah Blackmore adalah History of England karya Macaulay dan analisisnya tentang pemberontakan Monmouth. Bersamaan dengan aspek sejarah, terdapat juga tradisi rakyat, seperti beberapa legenda yang ada di sekitar Doones maupun Tom Faggus. Komposer Puccini pernah mempertimbangkan untuk menggunakan cerita ini sebagai alur dalam operanya, tetapi meninggalkan gagasan itu.[7]
Buku ini berlatar abad ke-17 di sekitar sungai Badgworthy Water wilayah Exmoor di Devon dan Somerset, Inggris. John (dalam dialek West Country, diucapkan "Jan") Ridd adalah putra seorang petani terhormat yang dibunuh secara kejam oleh seseorang dari marga Doone, keluarga bangsawan yang kemudian menjadi penjahat, di Lembah Doone yang terasing. Bergelut dengan niatnya untuk membalas dendam, John pun tumbuh menjadi seorang petani terhormat dan merawat ibu beserta kedua saudarinya dengan baik. Dia kemudian jatuh cinta kepada Lorna, seorang gadis yang tidak sengaja dia temui, yang (tampaknya) ternyata adalah salah satu cucu dari pemimpin marga Donne Sir Ensor Doone. Lorna dijodohkan dengan pewaris terakhir Lembah Doone yang sangat bernafsu dan suka mengancam, Carver Doone. Meskipun Lorna tidak menginginkannya, Carver tidak akan membiarkan apa pun menghalangi pernikahannya, walaupun dengan cara paksa. Carver telah merencanakan hal ini setelah Sir Ensor wafat, agar dapat menjadi pewarisnya.
Sir Ensor kemudian wafat, dan Carver menjadi pemimpin marga Doone. John Ridd membantu Lorna melarikan diri ke pertanian milik keluarga John, Plover's Barrows. Karena Lorna adalah keturunan marga Doone yang dibenci, anggota keluarga John tak tahu harus bagaimana menghadapi Lorna. Walaupun demikian, mereka tetap melindungi Lorna saat Carver melancarkan serangan balasan ke Plover's Barrows. Salah satu dari keluarga John mengenali kalung Lorna, sebuah permata dia yakini merupakan milik ibunya, seperti yang diberitahukan Sir Ensor kepadanya dahulu. Suatu ketika Counsellor, ayah dari Carver, yang juga merupakan orang paling bijaksana di keluarga Doone, datang berkunjung, kalung tersebut dicuri. Tak lama setelah pencurian tersebut, seorang kerabat keluarga Ridd menemukan asal-usul Lorna serta mengenali kalung tersebut sebagai kalung milik Lady Dugal yang dahulu keluarganya dirampok dan dibunuh oleh segerombolan penjahat. Hanya putri dari Lady Dugal saja yang selamat dari serangan tersebut. Mengetahui fakta ini, menjadi jelas bahwa Lorna merupakan gadis yang telah lama hilang tersebut yang telah dicari-cari selama ini, yang seharusnya menjadi pewaris atas salah satu kekayaan terbesar di negaranya. Sehingga Lorna sebenarnya bukan keturunan Doone (meski masih terhubung jauh dengan keluarga Doone, diturunkan dari cabang saudara keluarganya Lady Dugal). Dia diharuskan oleh hukum, meski dia tidak menghendakinya, untuk kembali ke London dan menjadi ward (penjaga dan pelindung kerajaan) di Chancery. Meskipun John dan Lorna saling mencintai, pernikahan mereka diragukan dapat berlangsung.
Setelah Raja Charles II wafat, Adipati Monmouth (putra tak sah sang raja) menantang James, kakak sang raja, untuk bisa naik takhta. Keluarga Doone, yang membatalkan rencana pernikahan Lorna dan Carver serta merebut warisannya, berpihak pada Monmouth dengan harapan dapat merebut kembali tanah leluhur mereka. Namun, Monmouth kalah di Pertempuran Sedgemoor sehingga seluruh yang berhubungan dengannya diburu atas dasar pengkhianatan. John Ridd ditangkap ketika terjadi pemberontakan. Tidak bersalah atas segala tuduhan, dia pergi ke London bersama seorang teman lamanya untuk membersihkan nama. Di sana, dia bertemu kembali dengan Lorna (sekarang Lorna Dugal) yang masih mencintainya. Ketika John menggagalkan serangan terhadap Earl Brandir, paman dari orang tua sekaligus wali sah dari Lorna, John diberikan pengampunan, gelar, dan lambang pengenal oleh sang raja. Status buronannya pun dicabut dan dia dapat kembali ke Exmoor sebagai orang bebas.
Sementara itu, masyarakat sekitar sudah kecewa dengan kegagalan yang dibuat keluarga Doone. Sebagai orang yang paling mengenal Doone, John memimpin penyerangan di negeri mereka. Semua bawahan Doone terbunuh, kecuali Counsellor (yang menyimpan kalung yang dicuri dan kemudian diambil kembali oleh John) dan putranya Carver, karena berhasil kabur. Namun mereka bersumpah akan membalas dendam.
Setelah Earl Brandir wafat, Hakim Jeffreys yang bertindak sebagai Lord Chancellor, menjadi wali dari Lorna. Dia memberi Lorna kebebasan untuk kembali ke Exmoor dan menikahi John. Saat pernikahan berlangsung, Carver menerjang masuk ke Gereja St. Mary di Oare dan menembak Lorna kemudian kabur. Dalam kebingungan dan amarahnya, John mengejar dan menghadapi Craver. Perkelahian terjadi dan mengakibatkan Carver terendam lumpur rawa. Terlalu lelah dan terluka akibat perkelahian, John hanya bisa terengah-engah saat dia melihat Carver menyelinap pergi. John kemudian kembali ke gereja dan menemukan bahwa Lorna belum meninggal. Setelah melewati cukup lama masa ketidakpastian, Lorna berhasil pulih dan hidup bahagia bersama John selamanya.
Sang narator, John Ridd, mengatakan dia lahir pada 29 November 1661; dalam Bab 24, dia menyebutkan Ratu Anne sebagai raja saat ini, maka waktu narasi adalah tahun 1702-1714 membuatnya berusia 40–52 tahun. Meskipun ia merayakan Hari Tahun Baru pada tanggal 1 Januari, pada waktu itu di Inggris tahun dengan sebutan Masehi yang "mengawali" Perayaan Tahun Baru baru terjadi pada 25 Maret, maka tanggal 14 Februari 1676 tetap dianggap bagian dari tahun 1675 menurut perhitungan lama. Sebagian besar tanggal di bawah ini diberikan secara eksplisit di dalam buku.