Pengarang | Honoré de Balzac |
---|---|
Ilustrator | Édouard Toudouze |
Negara | France |
Bahasa | French |
Seri | La Comédie humaine |
Diterbitkan | 1831 (Charles Gosselin) |
Didahului oleh | Les Proscrits |
Diikuti oleh | Séraphîta |
Louis Lambert adalah novel buatan tahun 1832 oleh novelis dan dramawan Prancis Honoré de Balzac (1799-1850), yang termasuk dalam Études philosophiques yang juga bagian dari serial novel La Comédie humaine. berlatar belakang sebuah sekolah di Vendôme, novel ini mengkaji kehidupan dan teori-teori dari anak laki-laki jenius yang terpesona oleh filusuf Swedia Emanuel Swedenborg (1688-1772).
Balzac menulis Louis Lambert pada musim panas tahun 1832 saat ia tinggal dengan teman-temannya di Château de Saché, dan menerbitkan tiga edisi dengan tiga judul yang berbeda. Novel ini tersusun dari plot yang sederhana, sebagian besar berfokus pada ide-ide metafisika dari sang jenius muda yang menjadi protagonis novel ini dan satu-satunya teman yang ia miliki (akhirnya diungkap ternyata Balzac sendiri). Meskipun tidak signifikan, contoh realis gaya yang Balzac pakai menjadi terkenal, novel ini memberikan wawasan si penulis sendiri pada masa kanak-kanaknya. Rincian spesifik dan peristiwa-peristiwa dari kehidupan penulis – termasuk hukuman dari guru dan sosial pengucilan – mengindikasikan adanya otobiografi yang dijadikan fiksi.
Saat ia sedang belajar dan menjadi seorang mahasiswa di Vendôme, Balzac menulis sebuah esai berjudul Traité de la Volonté ("Treatise on Volonte"); hal ini dijelaskan dalam bentuk susuan novel seperti yang ditulis oleh Louis Lambert. Esai ini membahas filosofi Swedenborg dan lain-lain, meskipun Balzac tidak mengungkapkan konsep-konsep metafisik sampai jauh di kemudian hari dalam hidupnya. Ide-ide yang dianalisis dalam esai dan di bagian lain dalam novel tersebut ialah adanya perpecahan antara ke dalam dan luar keberadaan; kehadiran malaikat dan pencerahan spiritual; dan interaksi antara kejeniusan dan kegilaan.
Meskipun kritikus menyorot novel ini, Balzac tetap teguh dalam keyakinannya bahwa novel ini memiliki pandangan yang penting kepada ilmu filsafat, khususnya metafisika. Saat ia mengembangkan skema untuk La Comédie humaine, ia tempatkan Louis Lambert di bagian Études philosophiques, dan kemudian kembali ke tema-tema yang sama dalam novelnya Séraphîta, tentang sebuah mahluk malaikat yang berkelamin berkelamin.
Pada tahun 1832, Honoré de Balzac, telah terkenal dan ternama sebagai penulis. Anak kedua dari lima bersaudara, Balzac dikirim ke Oratorian College de Paris pada usia delapan tahun.[1] Ia kembali dari sekolah enam tahun kemudian dalam keadaan sakit-sakitan dan lemah. Dia diajar oleh guru dan sekolah swasta selama dua setengah tahun, kemudian kuliah di Sorbonne di Paris. Setelah pelatihan sebagai petugas hukum selama tiga tahun, ia pindah ke kecil loteng pada tahun 1819 dan mulai menulis.[2]