Biografi | |
---|---|
Kelahiran | 507 SM |
Kematian | 444 SM (62/63 tahun) |
Kegiatan | |
Pekerjaan | arsitek, insinyur, filsuf |
Lu Ban (Hanzi sederhana: 鲁班; Hanzi tradisional: 魯班; Pinyin: Lǔ Bān; Wade–Giles: Lu Pan) (507 - 440 SM) adalah seorang tukang kayu, insinyur, filsuf, penemu, ahli militer, negarawan yang berasal dari Mozi, lahir di Negara Lu,[1] dan merupakan santo pelindung dari arsitek dan tukang kayu. Dia dilahirkan dalam keluarga terkenal selama Periode Musim Semi dan Gugur ketika negara Tiongkok sedang dalam masa susah akibat kekacauan dari sebuah perang sipil antar kerajaan. Nama aslinya adalah Gongshu Yizhi (Hanzi: 公輸依智). Dia juga dikenal sebagai Gongshu Ban (公輸班), Kungshu Pen (公輸般) dan Kungshu Pun (公輸盘). Tetapi dia lebih dikenal sebagai Lu Ban.
Lu Ban juga terkenal karena prestasinya setelah menaklukan Negara Chu.
Menurut tradisi, dia bertanggung jawab untuk beberapa penemuan seperti yang tercatat pada Mozi bab 49 dan 50:
Masih ada juga penemuan yang amat berkontribusi lainnya, seperti alat untuk penguburan,[5] kereta kayu yang memakai tenaga kuda dan kusir,[6] dan beberapa penemuan berbahan kayu lainnya yang dapat dilihat dari berbagai teks yang pada masa selanjutnya membuat Lu Ban dikenal sebagai seorang empu:
Sejak 1987, “Penghargaan Lu Ban” juga dianugerahkan sebagai penghargaan tertinggi bidang konstruksi di Tiongkok. Sebuah monumen didirikan untuk mengenangnya di Kota Weifang (Dikenal sebagai kota layang-layang), berupa patung Lu Ban setinggi 7.8 meter.[7]
Lu Ban adalah orang jujur, waktu kecil hidup tidak bahagia. Dia pintar dan cekatan, terampil dalam menciptakan sesuatu. Ketika dia bekerja membuat pagoda Budha, di kota lain, dia membuat sebuah pesawat layang dari kayu. Kemudian dia mencoba naik pesawat kayu tersebut dan terbang. Akhirnya, dia pun bisa sering-sering pulang kampung dengan naik pesawat kayu tersebut. Namun tidak ada orang yang tahu tentang hal tersebut. Hingga suatu saat, keluarganya mengetahui bahwa istri Lu Ban hamil. Padahal, Lu Ban sedang bekerja dalam waktu lama di luar kota. Setelah didesak oleh mertuanya yang merasa curiga, maka istrinya menceritakan bahwa Lu Ban sering pulang dengan menggunakan pesawat layang kayu tersebut. Ketika perang meletus, Lu Ban juga pernah membuat pesawat layang, dan mengunakannya untuk menyelidiki keadaan militer Negara Song. Selain pesawat layang kayu, dia juga menciptakan layang-layang, payung, gergaji, jembatan, dll.[7]
|title=
(bantuan)