Mangsian


Mangsian
Phyllanthus reticulatus Edit nilai pada Wikidata

Daun dan bunga tumbuhan mangsi (Phyllanthus reticulatus) Edit nilai pada Wikidata
Buah mangsian yang sudah masak
Status konservasi
Risiko rendah
IUCN168985 Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
SuperkerajaanEukaryota
KerajaanPlantae
DivisiTracheophytes
OrdoMalpighiales
FamiliPhyllanthaceae
GenusPhyllanthus
SpesiesPhyllanthus reticulatus Edit nilai pada Wikidata
Poir.


Mangsian (Phyllanthus reticulatus) adalah spesies tumbuhan gulma yang termasuk ke dalam genus Phyllanthus.[1] Tumbuhan ini secara lokal juga dikenal dengan nama dawat, malatinta, mangsi, dan ileng-ileng.[2][3] Tumbuh secara liar di pinggir sawah, kebun atau sungai, dapat dijadikan tanaman pagar dan dapat pula dimanfaatkan sebagai tanaman hias bonsai.[4]

Kata mangsian atau mangsi diambil dari kosakata dalam Bahasa Jawa, mangsi, yang berarti tinta atau dawat, karena buah yang matang berwarna kehitam-hitaman dan cairannya mirip dengan cairan tinta.[1][5][6]

Ekologi dan penyebaran

[sunting | sunting sumber]

Tanaman mangsi merupakan tanaman perdu yang tumbuh liar dengan buah yang berwarna ungu kehitaman yang sering kali tumbuh di sepanjang aliran air, pada daerah–daerah tempat pembuangan sampah, atau juga di hutan hujan tropis. Spesies ini tumbuh di daerah dengan ketinggian antara 800–2000 m dpl. Penyebaran tanaman ini di Indonesia hampir merata, antara lain di Pulau Jawa, Papua, Kalimantan, Sulawesi, Sumatra. Selain itu, tanaman ini juga didapati di banyak negara, seperti Filipina, Sri Lanka, India, Afrika Selatan.[7]

Tanaman buah mangsi merupakan semak-semak yang tumbuh tegak atau merambat dengan tinggi 1,5 sampai 5 meter. Buahnya berbentuk bulat, diameter 5–7 mm, lunak, licin, dan berwarna kehitaman ketika matang. Tanaman buah mangsi termasuk keluarga Euphorbiaceae dan genus Phyllantus.[7]

Bagian yang bisa dimanfaatkan dari tanaman ini adalah daun dan buahnya. Daun mangsi dapat digunakan sebagai obat asma, batuk, demam, diare, dan sebagainya. Sedangkan, buahnya dapat dimanfaatkan sebagai tinta karena mengandung antosianin.[7][8]

Antosianin merupakan pigmen yang dapat memberikan warna merah, biru, dan ungu. Pigmen warna alami ini sangat aman untuk digunakan karena tidak mengandung logam berat. Warna merah, ungu, atau biru yang dimilikinya dapat berubah karena faktor suhu, pH, oksigen, penambahan asam, gula dan adanya ion logam. Pada buah dan sayur, pigmen antosianin umumnya terletak pada sel-sel dekat permukaan, sehingga bisa diidentifikasi dengan mata.[7][8][9][10]

Kelebihan dari buah mangsi adalah umur panen singkat, mudah dibudidaya di wilayah tropis seperti Indonesia, dapat berproduksi sepanjang tahun, dan harga yang relatif murah, bahkan belum dimanfaatkan secara nyata. Oleh karena itu, buah mangsi dapat menjadi alternatif sumber bahan pewarna alami. Tanaman ini dapat diperbanyak dengan menggunakan biji ataupun stek.[7]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b adminweb (2010-04-28). "EKSTRAKSI ZAT WARNA ALAMI DARI BUAH MANGSI (Phyllanthus reticulatus)". LPPM. Diakses tanggal 2019-08-31. 
  2. ^ "Malatinta / Phyllanthus reticulatus / Potato bush : Philippine Medicinal Herbs / Philippine Alternative Medicine". www.stuartxchange.com. Diakses tanggal 2019-08-31. 
  3. ^ "Rumah Hijau Denassa: Buah Tinta". Rumah Hijau Denassa. Selasa, 20 Juni 2017. Diakses tanggal 2019-08-31. 
  4. ^ "Mengenal Bahan Bonsai Ileng-Ileng (Phyllanthus reticulatus poir) di Alam Liar". 239TEAM. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-31. Diakses tanggal 2019-08-31. 
  5. ^ "Arti kata mangsi dalam kamus Jawa-Indonesia - Kamus kata.web.id". kata.web.id. Diakses tanggal 2019-08-31. 
  6. ^ "Arti kata mangsi - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2019-08-31. 
  7. ^ a b c d e Nugroho, Anung (2012). "perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id" (PDF). KAJIAN PENGGUNAAN MACAM DAN DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN STEK Tanaman MANGSI Phyllanthus reticulatus Poir. 
  8. ^ a b "Anthocyanins As Food Colors | ScienceDirect". www.sciencedirect.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-08-31. 
  9. ^ Prasetyo, Budhi; Semangun, Haryono; Samber, Loretha Natalia (2013-10-16). "KARAKTERISTIK ANTOSIANIN SEBAGAI PEWARNA ALAMI". Prosiding Seminar Biologi (dalam bahasa Inggris). 10 (3). 
  10. ^ "KARAKTERISTIK ANTOSIANIN SEBAGAI PEWARNA ALAMI". E-JURNAL. Diakses tanggal 2019-08-31.