Jumlah populasi | |
---|---|
280,000 | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
Filipina (Mindoro) | |
Bahasa | |
Buhid, Tawbuid, Hanunuo, Alangan, Iraya, Tadyawan, Tagalog, Inggris | |
Agama | |
Animisme (mayoritas), Kekristenan (kebanyakan Katolik Roma dan Protestan Evangelikal) |
Mangyan adalah nama kolektif yang merujuk pada delapan suku masyarakat adat asli pulau Mindoro dan barat daya pulau Luzon di Filipina. Total populasi mungkin sekitar 280.000, tetapi statistik resmi sulit diperoleh di daerah terpencil, di mana beberapa kelompok suku sangat tertutup dan mengisolasi diri dari dunia luar.
Suku asli pulau itu dari utara ke selatan adalah: Iraya, Alangan, Tadyawan, Tawbuid (disebut Batangan oleh penduduk dataran rendah di sebelah barat pulau), Buhid, Hanunuo, dan Ratagnon.
Mangyan merupakan suku asli Mindoro. Pada mulanya, mereka banyak mendiami pesisir. Lalu berpindah ke pedalaman dan pegunungan untuk menghindari kedatangan dan pengaruh dari pemukim asing seperti Tagalog, Spanyol serta penaklukan dan penyebaran agama; juga perampasan dan perdagangan budak oleh perompak Moro. Saat ini, suku Mangyan tinggal terpencil di bagian terpencil Mindoro meski beberapa di antaranya hijrah ke dataran rendah untuk berdagang. Mata pencaharian utama mereka adalah bertani dan berburu. Sekelompok Mangyan yang tinggal di Mindoro Selatan menyebut diri mereka Hanunuo Mangyan, yang berarti "benar", "murni" atau "asli", sebuah istilah yang mereka gunakan untuk menunjukkan komitmen kuat dalam pelestarian budaya dan tradisi para leluhur.[1][2]
Sebelum orang Spanyol tiba di Mindoro, orang-orang Mangyan berdagang dengan pedagang dari Tiongkok secara ekstensif, dengan ribuan bukti arkeologi pendukung ditemukan di Puerto Galera dan dalam riwayat tertulis Tiongkok. Orang-orang Mangyan mulai terbagi-bagi ketika orang Spanyol datang. Ada Mangyan Iraya, yang mengisolasi diri dari budaya Spanyol, dan pemukim dataran rendah yang mengadopsi kepercayaan dan budaya dari Spanyol. Kedua kelompok ini hanya berinteraksi untuk urusan ekonomi melalui perdagangan hasil hutan dari Mangyan dan barang konsumsi dari penduduk dataran rendah.[3][4]
Mangyan terdiri dari berbagai suku yang berbeda dalam banyak hal. Sebagai perbandingan, suku-suku di selatan hidup lebih maju seperti terlihat dalam penggunaan tenun, gerabah dan sistem penulisan. Sementara suku-suku di utara hidup sederhana. Bahasa mereka, seperti bahasa di Filipina lainnya, berasal dari rumpun bahasa Austronesia. Namun, meski mereka didefinisikan sebagai satu kelompok etnis, suku-suku tersebut menggunakan bahasa yang berbeda. Suku-suku tersebut juga memiliki penampilan fisik dan etnogenetik yang bervariasi: Iraya memiliki ciri Veddoid; Tadyawan sebagian besar adalah Mongoloid; dan Hanunuo terlihat seperti Proto-Melayu.
Perbedaan lain antar-suku adalah waktu kedatangan mereka di Filipina. Sebuah teori menunjukkan bahwa suku-suku Selatan sudah ada pada 900 M sedangkan suku-suku utara diyakini telah tiba ratusan tahun lebih awal daripada suku-suku selatan. Otoritas Spanyol telah mendokumentasikan keberadaan Mangyan sejak kedatangan mereka pada abad ke-16. Selain itu, sejarawan berpendapat bahwa Mangyan mungkin adalah orang Filipina pertama yang berdagang dengan orang Cina. Bukti hubungan ini terlihat dalam keberadaan porselen dan tembikar di pemakaman.