Max Havelaar | |
---|---|
Sutradara | Fons Rademakers |
Produser | Hiswara Darmaputera |
Ditulis oleh | Multatuli (novel), Gerard Soeteman |
Pemeran | Peter Faber Elang Ademan Soesilaningrat Sacha Bulthuis Carl van der Plas Frans Vorstman Dolf de Vries Sofia W.D. Pietrajaya Burnama Maruli Sitompul Rima Melati Nenny Zulaeni Herry Iantho |
Distributor | Atlantic Releasing |
Tanggal rilis | 9 September 1976 (Belanda) |
Durasi | 170 menit |
Max Havelaar (judul lengkap: Max Havelaar of de koffieveilingen der Nederlandsche handelsmaatschappij) adalah sebuah film tahun 1976 yang diangkat dari buku dengan judul yang sama, karangan Multatuli.
Film ini disutradarai oleh Fons Rademakers dan melibatkan beberapa aktris Indonesia seperti misalnya Rima Melati. Film ini relatif tidak populer di Indonesia, bahkan sempat dilarang oleh pemerintah Orde Baru beredar setelah beberapa saat diputar di gedung bioskop.
Film ini tertahan di Badan Sensor Film (BSF) selama sepuluh tahun sebelum beredar dan sewaktu awal pembuatannya sudah menimbulkan kericuhan. DA Peransi yang pada awalnya menjadi ko-sutradara menarik diri karena perbedaan prinsip mengenai cara penangan kisah, sehingga penyelesaian film ini memakan waktu tiga tahun.[1]
Max Havelaar (Peter Faber) dilukiskan sebagai tokoh idealis yang sangat mencintai isteri dan anaknya. Ditempat ia diangkat sebagai asisten residen Lebak ia ternyata tidak hanya berhadapan dengan Belanda tetapi juga dengan penguasa lokal, Bupati Lebak (Elang Ademan Soesilaningrat) yang menggunakan kekuasaan dan memeras rakyat. Di sana juga dia bertemu dengan 2 orang anak pribumi Saijah dan Adinda (Neni Zulaeni). Ia kemudian ia dipecat dan kembali ke Belanda.[1]
shabrina nur haliza