Publik | |
Kode emiten | MYX: 6012 |
Industri | Telekomunikasi |
Didirikan | 1993 |
Kantor pusat | Maxis Tower, Kuala Lumpur, Malaysia |
Wilayah operasi | Asia (tidak termasuk Korea Utara dan Nepal) |
Tokoh kunci | Morten Lundal (CEO) |
Pendapatan | 8.2 miliyar MYR (2014) |
1.638 miliyar MYR (2014) | |
Karyawan | 2,901 (2014) |
Induk | Usaha Tegas |
Situs web | www |
Maxis Adalah Operator Seluler Terbesar di Malaysia, Operator ini mempunyai 8 juta pelanggan pada tahun 2006. Maxis mempunyai nomor awal (+60) 012, 017 dan 0142.
Maxis menawarkan berbagai produk dan fitur telekomunikasi kepada pelanggannya, seperti kartu isi ulang prabayar (Hotlink), Pasca Bayar, MMS, WAP (dalam jaringan GSM dan GPRS), Fitur tetap perumahan: Internet, dan seperti pada awal 2005, fasilitas 3G bagi pelanggan prabayar dan pascabayar.
Bagi pelanggan perusahaan, Maxis menawarkan fasilitas VSAT (komunikasi berjaringan satelit) dan Handphone bermerek BlackBerry selain fitur biasa. Maxis juga menyediakan layanan unduh musik bagi semua pelanggannya untuk jaringan multimedia.
Fasilitas paling besar yang ditawarkan Maxis adalah layanan prabayar Hotlink yang kini digunakan oleh 6.3 juta orang di Malaysia. Selain itu mereka juga menawarkan fasilitas IDD 132, yang menawarkan panggilan murah ke operator tetap di negara-negara terpilih pada tarif 20 sen semenit, yaitu pada waktu tertentu bagi kebanyakan pelanggan, lebih hemat dibandingkan dengan panggilan lokal.
Maxis sekarang sedang perang tarif dengan operator (Telekom Malaysia, Celcom dan DiGi) dalam pasaran kartu prabayar yang menyebabkan tarif pertama hotlinknya naik sampai RM6.
Binariang Sdn Bhd, yang memiliki Maxis Mobile (GSM 900) dan juga MEASAT I, II dan III
(bahasa Inggris: Malaysia East Asia Satellite) merupakan salah satu pembekal pelayanan jaringan penuh. Setakat ini, MEASAT digunakan terutamanya untuk membekalkan layanan penyiaran DTH di bawah pelayanan Penyiaran Astro Measat, anak perusahaannya. Ia juga bercadang untuk menawarkan pelayanan telekomunikasi kepada daerah negara Asia, terutamanya negara-negara yang masih belum memiliki satelit.
Binariang telah secara agresifnya membangun infrastruktur telekomunikasi di kawasan
penempatan baru dan kompleks perniagaan. Pendekatan ini dijangka akan dapat membuka
pasaran telekomunikasi di kawasan penempatan baru serta zona perniagaan. Namun
Binariang telah mengalami krisis keuangan yang parah.
Kebelakangan ini, dalam percobaan perusahaan tersebut untuk memfokuskan halatuju perniagaannya kepada pelayanan telepon genggam yang lebih lumayan, Binariang telah membuat keputusan untuk memberhentikan sebanyak 400 pekerjanya dari Astro dan 300 lagi dari bagian jaringan pelayanan tetap.
Pemiliknya, Ananda Krishnan, memegang 22% saham, manakala mayoritas saham dimiliki oleh Usaha Teguh, sebuah perusahaan yang dimiliki bersama Ananda Krishnan dan Tabung Amanah Tun Fuad Stephens.
Binariang mendapat perhatian luas apabila terdapat kabar palsu yang mengatakan bahwa ia akan dibeli dan dimiliki oleh perusahaan asing. SingTel dan China Mobile dipercayai telah memperolehi baki 61% saham, yaitu sebanyak RM1.4 miliar yang diberikan untuk perusahaan asing. Sebaliknya, apa yang telah berlaku adalah British Telecom (BT) membayar sebanyak RM1.8 miliar untuk memperolehi hanya satu pertiga ekuiti perusahaan Binariang.
Kini Binariang Sdn. Bhd. dikenal sebagai Maxis Communications yang diterajui oleh Dato' Jamaludin Ibrahim sebagai Ketua Pegawai Eksekutif (CEO) dan Edward Ying sebagai Ketua Pegawai Operasi (COO).Ibu pejabatnya terletak di Menara Maxis, bersebelahan dengan Menara KLCC.
Pada 2002, Maxis telah mengambil alih Timecel seterusnya menggunakan talian 017.
Maxis meresmikan layanan 3Gnya pada 1 Juli 2005 (pelayanan kartu data 3G diluncurkan secara kecil-kecilan pada bulan Februari 2005). Layanan 3G ini terdapat dalam kawasan-kawasan terpilih di Malaysia. Kawasan-kawasan kota utama termasuk:
Maxis kelihatan sedang mengambil strategi "kota tebal" bagi 3G. Ini berarti layanan 3G ini hanya dilaksanakan dalam kawasan-kawasan di mana aliran data amat berat, atau kawasan-kawasan yang mempunyai kepentingan strategis (contohnya, Putrajaya sebagai pusat pentadbiran kerajaan). Kawasan-kawasan lain dalam negara pula di bawah layanan 2.5G (GPRS; kota seluruh negara) yang sedang dinaik tarif secara progresif ke 2.75G (EDGE atau E-GPRS).
Ciri-ciri utama Maxis 3G termasuk:
Pada bulan September 2006, Maxis melancarkan 3.5G (HSDPA) sebagai sebagian pelayanan "modem pita lebar tanpa kabel" yang ditujukan kepada pengguna "pasaran massa/rumah" (dan bukannya pengguna perniagaan). Maxis sedang menaik tarif keseluruhan jaringan 3G kepada 3.5G secara bertingkat. Seperti pada bulan Desember 2006, seluruh Pulau Pinang, dan sebagian Lembah Klang, Johor Bahru dan Kuantan sudah dijangkau kemudahan 3.5G.