BL 14-inch Mark VII | |
---|---|
Penembak dan turet depan dari HMS Duke of York setelah Pertempuran Tanjung Utara | |
Jenis | Meriam laut |
Negara asal | Britania Raya |
Sejarah pemakaian | |
Masa penggunaan | 1940-1945 |
Digunakan oleh | Britania Raya |
Sejarah produksi | |
Tahun | 1937 |
Jumlah produksi | 78 |
Spesifikasi | |
Berat | 80,26 ton metrik (176.900 pon) |
Panjang laras | 53 ft 6 in (16,31 m) bore (45 kaliber) |
Selongsong peluru | 1.590 pon (720 kg) |
Kaliber | 14 inci (355,6 mm) |
Elevasi | Laut: 41° Pantai: 45° |
Rata² tembakan | 2 peluru per menit |
Kecepatan peluru | Beban peluru standar: 2.483 ft/s (757 m/s) (masih baru), 2.400 ft/s (730 m/s) (25% terpakai)[1] |
Jarak jangkauan | 38.600 yd (35.300 m) pada 40° (masih baru), atau 36.500 yd (33.400 m) pada 40.7° (25% terpakai) |
Meriam laut BL 14 inch Mk VII[2] adalah meriam bermuatan sungsang yang dirancang untuk kapal perang Angkatan Laut Britania Raya pada akhir 1930-an. Meriam ini dipasang pada kapal tempur kelas King George V (1939) selama Perang Dunia Kedua.
Meriam ini sendiri didesain pada tahun 1937. Meriam ini diproduksi setelah hasil evaluasi pada meriam laut BL 16-inch Mk I yang terpasang pada kapal tempur kelas Nelson. Hasil evaluasi tersebut menyebabkan Dewan Laksamana memerintahkan untuk dibuatnya meriam dengan kecepatan balistik yang rendah dan berat proyektil yang lebih berat. Hasilnya, jadilah meriam laut BL 14-inch Mk VII. Meriam tersebut dibuat di tiga tempat, yaitu Royal Gun Factory (24 buah), Vickers-Amstrong (39 buah), serta Beardmore (15 buah).
Laras meriam ini terbuat dari baja secara keseluruhan dan mengadopsi teknologi wire-wound. Hasilnya adalah meriam yang lebih ringan dibandingkan pendahulunya. Selain itu, meriam ini memiliki ketahanan laras yang lebih panjang dan peningkatan akurasi.
Berat proyektil, baik peluru berpeledak tinggi maupun penembus perisai, adalah seberat 721 kilogram. Kedua jenis proyektil ditembakkan dengan menggunakan propelan sebanyak 154 kilogram. Setiap laras memiliki usia 340 kali tembakan dengan propelan maksimum. Kecepatan proyektil yang dilontarkan rata-rata mencapai kecepatan 757 meter per detik. Berat sebuah laras dari meriam ini adalah 80 ton dengan panjang mencapai 16,3 meter.
Empat laras meriam yang ditempatkan dalam satu buah dudukan turet (model kuadrupel) tidak memberikan kemampuan maksimum dari meriam laut BL 14-inch Mk VII. Desain laras kuadrupel yang dirancang terburu-buru dikarenakan perang yang sudah kadung berjalan membuat desainer kurang memperhatikan aspek standar pada rotasi tiap turet. Selain itu, kurangnya pelatihan penembakan salvo penuh ditengarai menjadi hal yang menyebabkan efektivitas meriam berkurang. Hal lain adalah rumitnya pengaturan internal turet meriam dengan tujuan untuk mencegah kilatan hasil tembakan masuk ke dalam magazen kapal. Hal itu dihindari karena kilatan hasil tembakan mampu merusak atau bahkan meledakkan propelan atau proyektil yang sedang disiapkan.
Meskipun begitu, pada Pertempuran Tanjung Utara yang terjadi tanggal 26 Desember 1943, meriam HMS Duke of York mampu menyetak skor tembakan dengan hasil yang memuaskan.
Media tentang Meriam laut BL 14 inch Mk VII di Wikimedia Commons