Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari Migration to Xinjiang di en.wikipedia.org. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel)
Migrasi Xinjiang adalah sebuah gerakan orang-orang yang terjadi pada masa lalu dan masa kini, yang sering kali disponsori oleh berbagai negara yang menguasai wilayah tersebut, yang meliputi dinasti Han, dinasti Qing, Republik Tiongkok, dan Republik Rakyat Tiongkok.
Dzungaria (Merah) dan Cekungan Tarim (Biru)Xinjiang Utara (Cekungan Junggar) (Kuning), Xinjiang Timur- Depresi Turpan (Prefektur Turpan dan Prefektur Hami) (Merah), dan Cekungan Tarim (Biru)Peta fisik yang menampilkan pemisahan Dzungaria dan Cekungan Tarim (Taklamakan) oleh Pegunungan Tien Shan
Xinjiang terdiri dari dua wilayah utama yang berbeda secara geografi, sejarah, dan etnis, Dzungaria di utara Pegunungan Tianshan dan Cekungan Tarim di selatan Pegunungan Tianshan, sebelum Qing Tiongkok menyatukannya dalam satu entitas politik yang bernama provinsi Xinjiang pada 1884. Pada masa penaklukan Qing pada 1759, Dzungaria ditinggali oleh para pemukim stepa, suku DzungarMongol OriatBuddha Tibetan nomadik, sementara Cekungan Tarim ditinggali oleh pemukim oasis, para petani Muslim pemakai bahasa Turkic, yang sekarang dikenal sebagai suku Uighur.
Dinasti Qing makin sadar akan perbedaan antara bekas wilayah Buddhis Mongol di utara Tiansan dan Muslim Turkic di selatan Tianshan, dan mula-mula mereka diperintah dalam unit administratif terpisah.[1] Namun, bangsa Qing mulai berpikir untuk menjadikan kedua kawasan tersebut sebagai satu wilayah khas yang disebut Xinjiang .[2] Konsep Xinjiang sebagai satu identitas geografi khas dibuat oleh Qing dan aslinya bukan penduduk asli yang memandangnya demikian, namun lebih sebagai sudut pandang yang dipegang orang-orang Tiongkok.[3] Pada masa pemerintahan Qing, tidak ada "identitas regional" yang dipegang oleh orang Xinjiang biasa, selain, identitas khas Xinjiang yang diberikan kepada wilayah tersebut oleh Qing, meskipun keduanya memiliki geografi, sejarah dan budaya yang terpisah, namun pada waktu yang sama dibuat oleh Tiongkok, menjadi multietnis, ditinggal oleh Han dan Hui, dan terpisah dari Asia Tengah selama lebih dari satu setengah abad.[4]
Pada akhir abad ke-19, beberapa orang masih menganggap kawasan tersebut sebagai dua bagian terpisah, wilayah utara Tianshan dan wilayah selatan Tianshan, sementara beberapa orang berpendapat bahwa Xinjiang merupakan sebuah provinsi.[5]
Xinjiang Selatan di bawah Tianshan memiliki koloni-koloni militer yang didirikan oleh dinasti Han.[6]
Para sejarawan nasionalis Uighur seperti Turghun Almas mengklaim bahwa Uighur terpisah dan merdeka dari Tiongkok selama 6000 tahun, dan bahwa seluruh orang non-Uighur adalah imigran non-pribumi di Xinjiang.[7] Namun, Dinasti Han (206 SM–220 M) mendirikan koloni militer (tuntian) dan pengkomandanan (duhufu) untuk menguasai Xinjiang dari 120 SM, sementara Dinasti Tang (618-907) juga mengusai sebagian besar wilayah Xinjiang sampai pemberontakan An Lushan.[8] Para sejarawan Tiongkok membantah klaim-klaim nasionalis Uighur dengan memberikan bukti sejarah 2000 tahun dari pemukiman Han di Xinjiang, mendokumentasikan sejarah Mongol, Kazakh, Uzbek, Manchu, Hui, Xibo di Xinjiang, dan menyatakan tentang "migrasi kawasan barat" orang Huigu (dianggap sama dengan "Uighur" oleh pemerintah RRT) dari Mongolia pada abad ke-9.[7] Nama "Uighur" dikaitkan dengan sebuah suku Buddhis di Cekungan Tarim pada abad ke-9, namun secara keseluruhan menghilang pada abad ke-15, sampai dibangkitkan oleh Uni Soviet pada abad ke-20.[9]
Harvard Asia Quarterly, Volume 9. Harvard University. Asia Center, Harvard Asia Law Society, Harvard Asia Business Club, Asia at the Graduate School of Design (Harvard University). Harvard Asia Law Society, Harvard Asia Business Club, and Asia at the Graduate School of Design. 2005. Diakses tanggal 10 March 2014.
Linguistic Typology, Volume 2. Association for Linguistic Typology. Mouton de Gruyter. 1998. Diakses tanggal 10 March 2014.
Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland. North China Branch, Shanghai (1876). Journal of the North China Branch of the Royal Asiatic Society, Volume 10. Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland. North-China Branch. Shanghai : Printed at the "Celestial Empire" Office 10-Hankow Road-10.: Kelly & Walsh. Diakses tanggal 10 March 2014.
Great Britain. Foreign Office. Historical Section (1973). George Walter Prothero, ed. China, Japan, Siam. Volume 12 of Peace Handbooks, Great Britain. Foreign Office. Historical Section. ISBN0842017046. Diakses tanggal 10 March 2014.
Ethnological information on China. Volume 16; Volume 620 of JPRS (Series). CCM Information Corporation. 196?. Diakses tanggal 10 March 2014.Periksa nilai tanggal di: |date= (bantuan)
Bridgman, Elijah Coleman; Williams, Samuel Wells (1837). The Chinese Repository (edisi ke-reprint). Maruzen Kabushiki Kaisha. Diakses tanggal 10 March 2014.
Dupree, Louis; Naby, Eden (1994). Black, Cyril E., ed. The Modernization of Inner Asia. Contributor: Elizabeth Endicott-West (edisi ke-reprint). M.E. Sharpe. ISBN0873327799. Diakses tanggal 24 April 2014.
Nathan, Andrew James; Scobell, Andrew (2013). China's Search for Security (edisi ke-illustrated). Columbia University Press. ISBN0231511647. Diakses tanggal 10 March 2014.
Perdue, Peter C. (October 1996). "Military Mobilization in Seventeenth and Eighteenth-Century China, Russia, and Mongolia". Modern Asian Studies. Cambridge University Press. 30 (No. 4 Special Issue: War in Modern China): 757–793. doi:10.1017/s0026749x00016796. JSTOR312949.
M. Romanovski, ed. (1870). "Eastern Turkestan and Dzungaria, and the rebellion of the Tungans and Taranchis, 1862 to 1866 by Robert Michell". Notes on the Central Asiatic Question. Calcutta: Office of Superintendent of Government Printing. Diakses tanggal 10 March 2014.
Sanders, Alan J. K. (2010). Historical Dictionary of Mongolia. Volume 74 of Historical Dictionaries of Asia, Oceania, and the Middle East (edisi ke-3, illustrated). Scarecrow Press. ISBN0810874520. Diakses tanggal 24 April 2014.
France. Comité des travaux historiques et scientifiques. Section de géographie (1895). Bulletin de la Section de géographie, Volume 10. PARIS: IMPRIMERIE NATIONALE. Diakses tanggal 10 March 2014.
Inner Asia, Volume 4, Issues 1-2. Contributor: University of Cambridge. Mongolia & Inner Asia Studies Unit. The White Horse Press for the Mongolia and Inner Asia Studies Unit at the University of Cambridge. 2002. ISBN0804729336. Diakses tanggal 10 March 2014.