Mohamad Sabu | |
---|---|
محمد سابو | |
Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Malaysia | |
Mulai menjabat 3 Desember 2022 | |
Perdana Menteri | Anwar Ibrahim |
Pengganti Petahana | |
Menteri Pertahanan Malaysia | |
Masa jabatan 21 Mei 2018 – 24 Februari 2020 | |
Perdana Menteri | Mahathir Mohamad |
Informasi pribadi | |
Lahir | Mohamad bin Sabu 14 Oktober 1954 Tasek Gelugor, Pulau Pinang, Federasi Malaya |
Kewarganegaraan | Malaysia |
Partai politik |
|
Suami/istri | Normah Alwi |
Anak | 4 |
Tempat tinggal | Section 19, Shah Alam, Selangor |
Almamater | Institut Teknologi Mara |
Pekerjaan | Politikus |
Situs web | mohamadsabu |
| |
Sunting kotak info • L • B |
Datuk Seri Haji Mohamad bin Sabu (Jawi: محمد بن سابو; lahir 14 Oktober 1954), lebih dikenal dengan Mat Sabu adalah seorang politikus Malaysia yang menjabat sebagai Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan sejak 2022 dan pernah memegang jabatan Menteri Pertahanan dari 2018 sampai 2020.[1] Mohamad merupakan pendiri dan pemimpin Partai Amanah Negara.
Mat Sabu sebelumnya adalah deputi presiden Partai Islam Se-Malaysia (PAS). Ia terpilih untuk mengisi jabatan itu pada tahun 2011, menjalankan platform moderat melawan petahana konservatif, Nasharudin Mat Isa. Ia sebelumnya menjabat sebagai salah satu wakil presiden partai.[2] Ia merupakan non-ulama pertama yang terpilih sebagai pimpinan partai selama lebih dari 25 tahun.[3]
Pada 13 Juli 2015, Mat Sabu dan para pemimpin progresif PAS lainnya yang disebut sebagai G18 digulingkan di Muktamar PAS 2015.[4] Hal ini mendorong mereka untuk meluncurkan Gerakan Harapan Baru (GHB),[5] yang mengambil alih Partai Pekerja Malaysia yang sudah tidak aktif lagi,[6] setelah upaya mereka untuk membentuk partai baru bernama Partai Progresif Islam (PPI) ditolak oleh Kementerian Dalam Negeri.[7][8] GHB kemudian berganti nama menjadi Partai Amanah Negara (AMANAH) dengan Mat Sabu sebagai Presiden pertamanya.[9][10]
Mat Sabu dikenal karena kemampuan berbicara di depan umum.[3] Ia ditahan dua kali di bawah Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri Malaysia yang sekarang telah dicabut.[11]