Didirikan | 18 April 2015 |
---|---|
Lokasi | 2 Conservatory Drive, Singapore 117377 |
Koordinat | 1°18′06″N 103°46′25″E / 1.3016°N 103.7736°E |
Jenis | Museum sejarah alam |
Direktur | Darren Yeo Chong Jinn |
Situs web | https://lkcnhm.nus.edu.sg/ |
Museum Sejarah Alam Lee Kong Chian (bahasa Inggris: Lee Kong Chian Natural History Museum, LKCNHM, bahasa Melayu: Muzium Sejarah Alamiah Lee Kong Chian,[1] Hanzi: 李光前自然历史博物馆; Pinyin: Lǐguāngqián zìrán lìshǐ bówùguǎn) adalah museum sejarah alam yang terletak di kompleks Kampus Kent Ridge Universitas Nasional Singapura (NUS). Nama museum ini diambil dari nama Lee Kong Chian, seorang pengusaha dan filantropis Tionghoa terkemuka yang aktif di Malaya dan Singapura antara tahun 1930an dan 1960an. Museum ini dibuka secara resmi pada tanggal 18 April 2015.[2]
Gagasan untuk pengumpulan koleksi sejarah alam pertama kali dicetuskan oleh Sir Thomas Stamford Raffles, dan pengumpulan koleksi keanekaragaman hayati Asia Tenggara dimulai pada tahun 1849 di Museum Raffles (sekarang menjadi Museum Nasional Singapura). Pada tahun 1972, Pemerintah Singapura memindahkan koleksi sejarah alam dari Museum Nasional dan menyerahkannya kepada Departemen Zoologi Universitas Singapura. Koleksi-koleksi tersebut ditempatkan di sejumlah tempat penyimpanan sementara, termasuk di Universitas Teknologi Nanyang selama tujuh tahun. Setelah itu, koleksi dikembalikan ke NUS dan disimpan di Museum Penelitian Keanekaragaman Hayati Raffles. Museum LKCNHM mewarisi koleksi sejarah alam dari Museum Penelitian Keanekaragaman Hayati Raffles.[3]
Kini, Museum LKCNHM memiliki lebih dari 560.000 lot katalog dalam koleksinya dan lebih dari satu juta spesimen dari seluruh kawasan Asia Tenggara.[3][4] Sekitar dua ribu di antaranya dipajang di ruang pamer museum.[2] Koleksi Referensi Zoologi sebelumnya dikenal sebagai Koleksi Sejarah Alam Raffles.[5]
Pada bulan Februari 2016, museum mengumumkan bahwa $1 juta telah terkumpul untuk upaya penelitian dan pendidikan terkait bangkai paus sperma dewasa betina sepanjang 10,6 meter yang dijuluki "Jubi Lee" yang ditemukan di perairan Singapura pada bulan Juli 2015.[6] "Pameran Paus Jubilee" diresmikan pada tanggal 14 Maret di tahun itu.[7]