NAM Air

NAM Air
IATA ICAO Kode panggil
IN LKN NAMAIR[1]
Didirikan2013; 11 tahun lalu (2013)
Mulai beroperasi11 Desember 2013; 11 tahun lalu (2013-12-11)
PenghubungBandar Udara Internasional Soekarno-Hatta[butuh rujukan]
Armada11
Tujuan17
Perusahaan indukSriwijaya Air
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Tokoh utamaDwi Iswantoro, CEO
Situs webwww.flynamair.com
PK-NAN NAM AIR di Bandar Udara Ngurah Rai Bali (DPS) bersama ATR72 Wings Abadi dan Airbus320 Citilink

NAM Air adalah maskapai penerbangan Indonesia yang didirikan pada tahun 2013. Maskapai penerbangan ini adalah anak perusahaan dari maskapai penerbangan Sriwijaya Air. Maskapai penerbangan ini merupakan maskapai pengumpan di kelas medium dengan mengoperasikan pesawat Boeing 737-500 Winglet dengan konfigurasi 120 kursi (8 kelas bisnis dan 112 kelas ekonomi).

Bersamaan dengan peluncuran NAM Air pada 26 September 2013, Maskapai Induknya yaitu Sriwijaya Air mengumumkan akan membeli 100 unit pesawat Regio prop R-80 untuk armada masa depannya dengan 50 merupakan pesanan perusahaan dan 50 adalah opsi.[2]

Pada awal mulanya, NAM Air diproyeksikan sebagai Full Service Carrier dari Sriwijaya Air yang ditujukan untuk menyaingi Garuda Indonesia dan Batik Air. Dalam perkembangan selanjutnya, NAM Air akhirnya ditujukan sebagai Feeder(pengumpan) bagi Sriwijaya Air dengan rencana Sriwijaya Air akan melayani rute utama,sementara NAM Air akan melayani rute lanjutan. Hal ini serupa dengan yang dilakukan oleh Lion Air dengan Wings Air dan Garuda Indonesia dengan Merpati pada era 80-90an.

Pada 26 September 2013, NAM Air resmi diperkenalkan ke publik dan direncanakan penerbangan perdananya dilakukan pada bulan Oktober 2013. Penerbangan perdana ini terus tertunda dikarenakan belum kunjung mendapatkan AOC dari Kementrian Perhubungan. Hingga pada 29 November 2013, maskapai ini akhirnya mendapatkan AOC, kemudian melaksanakan penerbangan perdananya dari Jakarta menuju Pangkalpinang pada 11 Desember 2013. Penerbangan perdana ini kemudian disusul oleh Penerbangan Komersial Berjadwal Pertama pada 19 Desember 2013 dengan rute Jakarta menuju Pontianak dan Pontianak menuju Yogyakarta.

Asal usul nama NAM Air seperti yang diutarakan oleh CEO Sriwijaya Air Chandra Lie adalah berasal dari Nama Ayahanda dari Chandra Lie, dan penggunaan nama tersebut didedikasikan sebagai penghargaan terhadap jasa Ayahandanya yang bernama Lo Kui Nam. Sebelumnya penggunaan kata "NAM" sebagai singkatan juga telah digunakan di group Sriwijaya Air lainnya, yaitu National Aviation Management (Sekolah penerbangan), National Aircrew Management (Pusat pelatihan awak kabin), National Aircraft Maintenance (Perawatan Pesawat Terbang) dan Nusantara Aksara Mandiri (In-flight Magazine).

Sementara untuk makna livery yang digunakan adalah selain sama dengan makna livery Sriwijaya Air, juga menandakan keberanian, kejujuran, dan simbolisasi keberadaan NAM Air yang selalu mengudara di angkasa.[3]

Berikut adalah daftar rute yang dilayani oleh NAM Air.

Negara Kota Bandara Catatan Refs
Indonesia Batam Bandar Udara Internasional Hang Nadim
Denpasar Bandar Udara Internasional Ngurah Rai
Jakarta Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta Base
Kupang Bandar Udara El Tari
Maumere Bandar Udara Frans Xavier Seda
Muara Bungo Bandar Udara Muara Bungo
Natuna Bandar Udara Ranai
Pangkalan Bun Bandar Udara Iskandar
Pangkal Pinang Bandar Udara Depati Amir
Palembang Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II
Pontianak Bandar Udara Supadio
Sampit Bandar Udara Sampit
Semarang Bandar Udara Ahmad Yani
Surabaya Bandar Udara Internasional Juanda
Tambolaka Bandar Udara Tambolaka
Tanjung Pandan Bandar Udara H.A.S. Hanandjoeddin
Waingapu Bandar Udara Umbu Mehang Kunda

Armada terhitung Desember 2023, antara lain:

Jenis Pesawat Beroperasi Pesanan Konfigurasi Kursi Catatan
C Y Total
Boeing 737-500 3 8 112 120
Total 3 -

Sebagaimana dengan Sriwijaya Air, NAM Air juga turut memberikan nama di seluruh pesawatnya yang diambil dari nama suatu tempat, sifat/ungkapan, ataupun burung. Contoh utk di NAM Air adalah "Bersinar" dan "Kehidupan".

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "JO 7340.2J Contractions - Basic with Change 1 & Change 2" (PDF). Federal Aviation Administration. 3 June 2019. hlm. 3–1–70, 3–2–53, 3–3–49. Diakses tanggal 12 February 2020. 
  2. ^ Putra, Idris Rusadi (September 26, 2013). Moerti, Wisnoe, ed. "Nam Air akan gunakan 100 pesawat buatan Habibie". Merdeka.com. 
  3. ^ Inflight Magazine Sriwijaya Air section NAM Air edisi Januari 2014

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]