Nasi jinggo (berasal dari bahasa Bali: ᬦᬲᬶᬚᬾᬂᬕᭀ, translit. nasi jenggo) adalah makanan siap saji khas Bali yang dikemasan daun pisang dengan porsi kecil. Sebelum krismon tahun 1997, nasi jenggo dijual per porsi seharga Rp. 1500,- (dalam bahasa Hokkien, cheng-gō͘ terj. "seribu lima ratus"). Kini, harga satu porsi nasi jenggo adalah sekitar Rp. 2000,- sampai Rp. 4000,-.[1][2] Karena porsi nasi jenggo sangat sedikit, pembeli biasanya membeli nasi jinggo sebanyak beberapa bungkus agar dapat kenyang.
Selain dijual di jalan, kini nasi jinggo menjadi sajian alternatif untuk berbagai upacara religius seperti ngaben, perayaan ulang tahun, dan rapat.[3]
Sejarah nasi jinggo dimulai semenjak thun 1980an.[4] Menurut para penjual, nasi jinggo pertama kali dijual di Jalan Gajah Mada, Denpasar. Di tempat tersebut terdapat Pasar Kumbasari yang beraktivitas selama 24 jam. Banyak orang di pasar yang begadang dan perlu makanan pengganjal perut di malam hari.[5][6] Penjual nasi jinggo pertama kali adalah sepasang suami-istri yang berjualan dari sore hingga malam. Kreasi mereka sangat disukai sehingga kini banyak penjual nasi jinggo, tidak hanya di Denpasar tetapi juga kota-kota lain di Bali,[4] bahkan hingga di luar Pulau Bali seperti di Kediri.[7]
Tidak ada yang tahu pasti darimana asal nama nasi jinggo berasal. Salah satu versi menyebutkan bahwa jinggo berasal dari bahasa Hokkien yang berarti "seribu lima ratus", sesuai dengan harga pasaran nasi jinggo sebelum krisis moneter di Indonesia. Versi lain menyebutkan nama jinggo berasal dari judul film "Djanggo" yang populer pada masa itu. Versi ketiga menyatakan bahwa nama Jenggo berasal dari kata "jagoan", yaitu para pengendara motor asli Bali.[4] Nasi jinggo ini merupakan makanan favorit para pengendara motor tersebut sehabis plesiran malam.[2]
Nasi jinggo disajikan dalam kemasan daun pisang. Isinya adalah nasi putih sekepalan tangan dengan lauk-pauk dan sambal. Lauk-pauk yang digunakan biasanya adalah sambal goreng tempe, serundeng, dan ayam suwir. Penjual nasi jinggo sekarang juga menjual nasi jinggo dengan nasi kuning, sementara lauknya divariasi dengan daging sapi atau babi.[4] Selain itu, nasi jinggo juga bisa disajikan dengan mie goreng dan telur.