Naskah Komentari Kitab Habakuk (bahasa Ibrani: Pesyer Habakuk; bahasa Inggris: Pesher Habakkuk; diberi label 1QpHab (Gua 1, Qumran, pesyer, Habakuk) adalah satu dari 7 Naskah Laut Mati pertama yang ditemukan tahun 1947. Pesyer berarti "tafsir, komentari". Karena ditemukan paling awal dan dalam keadaan relatif utuh, 1QpHab menjadi salah satu naskah yang paling banyak diteliti dan dianalisis dari sekian ratus Naskah Laut Mati yang ditemukan kemudian.[1] Menurut analisis Radiokarbon C14, naskah ini berasal dari tahun 104-43 SM (analisis pertama) atau 120-5 SM (subrange analisis kedua); secara Paleografi diperkirakan dari tahun 30-1 SM.[2]
Gulungan ini panjangnya 141 sentimeter (56 in) dari ujung ke ujung, dengan 13 kolom tulisan bercorak Herodian, dituliskan di atas 2 lembar kulit, yang dijahit dengan benang linen. Kebanyakan bagian bawah kolom hilang. Kolom 1 hampir seluruhnya hilang, dan ada lubang di tengah kolom ke-2.[1]
Gulungan ini merupakan suatu tafsir (pesyer) atau komentari dalam bahasa Ibrani, yang diperkirakan ditulis di akhir abad ke-1 SM. Penulis menuliskan satu ayat lengkap dari Kitab Habakuk diikuti tafsirannya, kemudian ayat berikutnya dan seterusnya. Pasal 1 dan 2 dibahas lengkap sampai selesai (Habakuk 2:20), tetapi pasal 3 sama sekali tidak ada. Tampaknya absennya pasal 3 ini disengaja, bukan karena rusaknya naskah, karena di akhir kolom gulungan ini ada tempat kosong yang menunjukkan tulisan itu memang diakhiri sampai pasal 2. Meskipun demikian, gulungan ini terbaca baik dan memberikan informasi pasti mengenai Kitab Habakuk.[1]
Sebagaimana nabi Habakuk menuliskan nubuatnya terhadap orang-orang asing yang menyerang Israel, demikian keadaan penulis gulungan ini. Istilah kittim (Kasdim) yang dipakai untuk bangsa Babel pada zaman nabi Habakuk, dianggap mengacu kepada Kerajaan Romawi pada zaman penulis naskah ini, dan penulis berpendapat nubuat Habakuk digenapi pada zamannya itu.
Dalam komentari ini ditonjolkan sejumlah tokoh menggunakan gelarnya, dan tidak menyebutkan namanya. Tokoh pahlawannya disebut "Guru Kebajikan" atau "Guru Kebenaran" (Teacher of Righteousness), figur yang ditemukan di Naskah Laut Mati lainnya (misalnya Dokumen Damaskus). Komentari ini mengatakan bahwa sang Guru langsung berbicara dengan Allah dan menerima makna yang sesungguhnya dari kitab-kitab suci.[3] Oleh sejumlah pakar, guru ini disamakan dengan "Yesus Kristus" atau "Yakobus yang Adil", saudara Yesus yang kemudian menjadi uskup di Yerusalem, tetapi ada kemungkinan ini mengacu kepada guru autama dari kelompok yang tinggal di Qumran.
Tokoh lawannya antara lain adalah "Imam yang jahat" dan "Manusia penipu". "Imam yang jahat" digambarkan sebagai pemimpin agama yang palsu, yang pada satu ketika dipercaya oleh sang Guru. Di akhir komentari, "Imam yang jahat" ini ditangkap dan disiksa oleh musuh-musuhnya.[3] Identitasnya tidak dapat dipastikan. Para pakar menduganya sebagai salah satu Imam Besar dari Hasmonean, atau lebih dari satu orang.[4] "Manusia penipu", tidak bisa ditebak namanya, mencoba menjelek-jelekkan sang Guru dan kitab Taurat.[4]
Juga disinggung mengenai "rumah atau keluarga Absalom", yang didakwa diam saja ketika "Manusia penipu" bekerja melawan sang Guru. Nama ini tidak banyak dipakai dan dapat diduga berhubungan dengan seorang Saduki saudara dari Aristobulus II yang bernama Absalom.[3]
Sebagaimana yang dialami nabi Habakuk, penulis menekankan ketabahan melalui iman percaya. Ia yakin komunitasnya tidak bisa dibinasakan orang asing. Sebaliknya, kekuatan untuk membalas dan menghakimi orang-orang "Kittim" akan diberikan Allah kepada orang-orang percaya.[3]
Yang lebih penting dari komentari di gulungan itu adalah teks asli Kitab Habakuk. Perbedaan teks ini (dari abad ke-1 SM) dengan Teks Masoret (abad ke-10 M) ternyata sedikit sekali. Umumnya perbedaan yang ditemukan adalah dari susunan kata-kata, sedikit variasi tatabahasa, tambahan atau pengurangan kata sambung, dan variasi ejaan, namun tidak ada yang sampai mengubah makna teks.[5]