Biografi | |
---|---|
Kelahiran | 13 Oktober 1893 Amsterdam |
Kematian | 26 Juni 1943 (49 tahun) New Haven |
Penyebab kematian | Kanker |
Direktur Yale Institute of International Studies (en) | |
1935 – 1940 | |
Data pribadi | |
Pendidikan | Universitas California, Berkeley Universitas Teknik Delft Universitas Kairo |
Kegiatan | |
Penasihat doktoral | Frederick John Teggart (en) |
Spesialisasi | Ilmu politik |
Pekerjaan | geopolitical analyst (en) , diplomat, dosen, jurnalis |
Bekerja di | Universitas Yale Universitas California Hindia Belanda |
Karya kreatif | |
Karya terkenal
| |
Keluarga | |
Pasangan nikah | E. C. Spykman (en) |
Penghargaan
|
Nicholas John Spykman (1893–1943) adalah geostrategiwan Belanda-Amerika yang dikenal sebagai "bapak pembendungan." Sebagai ilmuwan politik, ia merupakan salah satu pendiri aliran realis klasik dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat dengan memboyong pemikiran politik Eropa Timur ke Amerika Serikat. Ia pernah menjabat sebagai Dosen Sterling Hubungan Internasional di Institute for International Studies, Universitas Yale. Ia ingin mahasiswanya melek geografi karena geopolitik mustahil diajarkan tanpa pemahaman geografi. Ia menikah dengan novelis anak E. C. Spykman dan meninggal dunia akibat kanker pada usia 49 tahun.
Spykman telah menerbitkan dua buku mengenai kebijakan luar negeri. America's Strategy in World Politics diterbitkan tahun 1942 menjelang masuknya Amerika Serikat ke kancah Perang Dunia II. Khawatir akan keseimbangan kekuasaan, ia berpendapat bahwa isolasionisme yang bergantung pada lautan untuk melindungi Amerika Serikat akan gagal. Tujuannya adalah mencegah mundurnya Amerika Serikat, sama seperti kebijakan pasca-Perang Dunia I. The Geography of the Peace diterbitkan satu tahun setelah Spykman meninggal. Dalam buku tersebut, ia memaparkan geostrateginya dan berpendapat bahwa keseimbangan kekuasaan di Eurasia memengaruhi keamanan Amerika Serikat secara langsung.
Dalam tulisannya, Spykman cenderung mengarah ke determinisme lingkungan. Karena geografi merupakan "faktor yang paling menentukan karena sifatnya permanen," geografi harus diutamakan dalam analisis kebijakan luar negeri suatu negara.