Nilem

Nilem
Nilem, Osteochilus vittatus,
dari Mandalamekar, Jatiwaras, Tasikmalaya
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
O. vittatus
Nama binomial
Osteochilus vittatus
Sinonim

Rohita vittata Valenciennes, 1842[2]
Rohita hasseltii Valenciennes, 1842[3]
Rohita (Rohita) kuhli Bleeker, 1860

Nilem, nilem mangut, melem, atau paweh (Osteochilus vittatus) Banjar: puyau adalah sejenis ikan air tawar anggota suku Cyprinidae. Ikan herbivora ini diketahui menyebar di Asia Tenggara: Tonkin, Siam (Thailand), Semenanjung Malaya, sedangkan di Kalimantan disebut sebagai ikan puyau. Sumatra, dan Jawa.[4] Nilem merupakan ikan budi daya untuk konsumsi, terutama di Jawa. Kini, nilem juga diintroduksi ke beberapa danau di Sulawesi.

Deskripsi

[sunting | sunting sumber]
Bibirnya berkerinyut

Ikan bertubuh sedang, panjang total hingga 260 mm. Tinggi tubuh pada awal sirip dorsal 3-3,7 berbanding panjang standar (tanpa sirip ekor). Panjang kepala 4,1-4,5 berbanding panjang standar. Moncong membulat tumpul, dengan bibir yang berkerinyut dan dapat disembulkan. Sungut maksilar kurang lebih sepanjang diameter mata, sungut rostral lebih pendek. Awal sirip dorsal kira-kira sejajar dengan gurat sisi ke-8 atau ke-9; terpisahkan dari ubun-ubun oleh 10-12 sisik.[5]

Sirip dorsal dengan III jari-jari keras (duri) dan 10-13 jari-jari lunak; jari-jari sebelah depan memanjang, panjangnya lebih dari atau sama dengan panjang kepala. Rumus sirip dada I.13-16; sirip perut I.8; dan sirip dubur III.5. Gurat sisi 33-34.[5]

Sisiknya berwarna-warni

Ikan nilem biasa dibudidayakan orang di Pulau Jawa, terutama di Jawa Barat. Ikan ini digemari telur-telurnya karena rasanya yang lezat. Akan tetapi sekarang produksinya cenderung menurun, sementara umumnya nilem dipelihara sebagai produk sampingan dari kolam-kolam pemeliharaan ikan mas, nila, atau gurami.[6]

Satu percobaan yang dilakukan di Danau Maninjau, Sumatera Barat, mendapatkan bahwa ikan nilem yang tidak diberi pakan secara khusus memakan aneka fitoplankton yang terdapat di danau, sehingga berpeluang untuk digunakan sebagai pembersih air danau.[7]

Ikan nilem memakan berbagai jenis fitoplankton yang tergolong ke dalam suku-suku Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan Desmidiaceae.[8]

Semenjak populernya "terapi kaki" menggunakan Garra rufa, ikan melem menjadi alternatif karena memiliki perilaku sama, yaitu mengerumuni kaki yang dicelup ke dalam kolam dan memakan kulit ari kaki.[9]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ FishBase: Osteochilus vittatus (Valenciennes, 1842)
  2. ^ Cuvier, G. & A. Valenciennes. 1842. Histoire Naturelle des Poissons, to. XVI: 267. Paris (Levrault).
  3. ^ Cuvier, G. & A. Valenciennes. op. cit.: 274.
  4. ^ Weber, M. and L.F. de Beaufort. 1916. The Fishes of The Indo-Australian Archipelago III:131-133 (sebagai Osteochilus vittatus) dan 135-136 (Osteochilus hasseltii). E.J. Brill. Leiden.
  5. ^ a b Weber, M. and L.F. de Beaufort. 1916. op. cit. p. 131-133.
  6. ^ Subagja, J., R. Gustiano, & L. Winarlin. 2007. Pelestarian Ikan Nilem (Osteochilus hasselti C.V.) Melalui Teknologi Pembenihannya[pranala nonaktif permanen]. Makalah Lokakarya Nasional Pengelolaan dan Perlindungan Sumberdaya Genetik di Indonesia.
  7. ^ Syandri, H. 2004. Penggunaan Ikan Nilem (Osteochilus haselti CV) dan Ikan Tawes (Puntius javanicus CV) Sebagai Agen Hayati Pembersih Perairan Danau Maninjau, Sumatera Barat Diarsipkan 2009-11-04 di Wayback Machine.. Jurnal Natur Indonesia 6 (2): 87-90.
  8. ^ Taofiqurohman, A., I. Nurruhwati, Z. Hasan. 2007. Studi Kebiasaan Makanan Ikan (Food Habit) Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) di Tarogong, Kabupaten Garut. Diarsipkan 2012-02-02 di Wayback Machine. Lembaga Penelitian Universitas Pajajaran.
  9. ^ Agus H. Tjakrawidjaja. 2010. SEHAT & AMAN: “Jenis-Jenis Ikan Terapi” (pilihlah jenis ikan terbaik dan aman) Diarsipkan 2012-06-20 di Wayback Machine..