Obduksi adalah proses geologi dan salah satu batas antar lempeng di antara kerak benua dan kerak samudra,[1] dimana kerak benua menunjam di bawah kerak samudra konvergen.[2][3][4] Meskipun batuan samudra yang padat biasanya dihancurkan oleh subduksi di palung samudra, lempengan berat yang lebih tercerabut, terlepas dan berpindah melintasi kerak benua yang kurang padat. Batuan samudra yang diangkut ini diidentifikasi di darat sebagai suite ofiolit. Penempatan ofiolit ini terkait dengan dorongan bawah samudra dari cekungan batas yang terperangkap dan irisan akresi (prisma).[5][6] Contohnya adalah di beberapa sabuk orogenik seperti pegunungan Himalaya yang merupakan hasil tumbukan lempeng Eurasia dan India, Appalachia dan Alpen di Eropa.[7][8]
Ada beberapa hipotesis tentang asal mula terjadinya obduksi. Hipotesis yang paling memungkinkan, awal terjadinya obduksi diawali penunjaman kerak samusra dengan kerak benua. Pada awalnya, kerak samudra naik ke kerak benua. Selanjutnya, penunjaman di tempat itu berhenti dan ke tempat lain yang mengakomodasi konvergensi antar lempeng. Penunjaman bisa terjadi karena perubahan dari batas lempeng divergen menjadi konvergen. Kelanjutan penunjaman membawa kerak benua berbenturan dengan kerak samudra.[2] Obduksi menunjukkan bahwa penempatan material samudra yang padat di litosfer benua bukanlah proses misterius yang membutuhkan kondisi batas luar biasa tetapi hasil dari proses subduksi normal berskala besar.[9]