| ||||||||||||||||||||||||||||||||||
Operasi Vengeance adalah operasi militer Amerika untuk membunuh Laksamana Isoroku Yamamoto pada tanggal 18 April 1943 sewaktu Kampanye Kepulauan Solomon. Misi dari pesawat pesawat Angkatan Udara Amerika adalah untuk membunuh Yamamoto dan berdasar dari Intelijen Amerika.
Awalnya Yamamoto berencana untuk melakukan inspeksi unit Angkatan Udara Kekaisaran Jepang yang ikut serta dalam Operasi I-Go yang bermaksud untuk meningkatkan moral tentara yang ikut serta dalam operasi. Pada tanggal 14 April 1943, Intelijen Angkatan Laut Amerika yang bernama "Magic" mendapatkan intelijen tentang rencana Yamamoto untuk melakukan inspeksi.
Presiden Roosevelt mungkin mengijinkan Sekretaris dari Angkatan Laut, Frank Knox untuk "get Yamamoto" tetapi tidak ada catatan resmi tentang itu.[1] Knox menyerahkan Nimitz untuk melakukan keputusan, kemudian Nimitz meminta konsultasi kepada Laksamana William F. Halsey jr kemudian mengijinkan untuk melakukan misi tersebut.[2]
Angkatan Laut Amerika menugaskan Skuadron Tempur ke-339, Grup Tempur ke-347 yang mempunyai P-38G varian yang mempunyai drop tank sehingga memiliki kemampuan untuk mencapai lokasi Yamamoto. 18 P-39G dikerahkan, 1 grup yang terdiri dari 4 P-38G ditugaskan sebagai grup "pembunuh". Dan juga misi ini adalah misi pencegatan pesawat tempur paling lama dalam sejarah Perang Dunia 2.
Di Rabaul walaupun komandan setempat takut jika iringan Yamamoto di sergap, Yamamoto tetap berangkat sesuai rencana. Barber (salah satu dari "killer group") menemukan pengebom transport G4M Betty, kemudian dia berbelok dengan tajam agar berada di belakang pengebom. Setelah dia mendapatkan kontak, dia mulai menembak mesin di sebelah kanan dan bagian belakang pengebom tetapi setelah menembak ke mesin sebelah kiri, mesin mulai berasap dan memutar dengan keras ke kiri. Barber hampir saja bertubrukan dengan pengebom tersebut di udara, kemudian dia menengok ke belakang dan melihat asap hitam dan beranggapan kalau bomber itu sudah jatuh ke pulau. Yamamoto terkena salah satu dari peluru kaliber 0.50 di bahu, dan di rahang bagian kiri dan keluar di bagian kanan.
Jasad Yamamoto ditemukan oleh tim pencarian dan penyelamatan yang dipimpin oleh Teknisi Militer letnan Hamasuna di keesokan harinya, di hutan, bagian utara dari Buin. Hamasuna menggambarkan bahwa dia menemukan jasad Yamamoto terlempar keluar dari bangkai pesawat, duduk dengan sempurna di bawah pohon, dan tangannya yang menggunakan kaos tangan putih memegang gagang pedangnya. Kebanyakan orang berpikir bahwa jasad Yamamoto dirapihkan sampai seperti yang digambarkan oleh Hasamuna dan timnya sebagai penghormatan.
Jepang baru mengumumkan kematian Yamamoto pada tanggal 21 April 1943. Kapten Watanabe dan staffnya mengkremasikan Yamamoto di Buin dan mengirimkan abunya ke Tokyo di atas kapal Musashi. Bersama dengan kotak putih yang berisi abu Yamamoto ada sebuah puisi yang ditemukan di kabin Yamamoto, yang mempunyai awalan: "Banyak sekali yang meninggal, Aku tidak bisa menghadap sang kaisar... Sebentar lagi Aku akan ikut bersama dengan prajurit muda yang tewas." Yamamoto diberikan pemakaman negara pada tanggal 5 Juni sekaligus Yamamoto diberikan pangkat Laksamana Armada dan diberikan Order of Chrysanthemum, kelas I.
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Wheeler