Orang Buta dan Orang Lumpuh

Sebuah gambar dari Emblemata saecularia karya Johann Theodor de Bry dengan tema saling menguntungkan

Orang Buta dan Orang Lumpuh adalah sebuah fabel yang mengisahkan bagaimana dua orang bekerjasama dalam upaya membantu ketidakmampuan masing-masing. Tema tersebut mula-mula disebutkan dalam bahasa Yunani pada sekitar abad pertama SM. Cerita tersebut muncul di Asia, Eropa dan Amerika Utara.

Meskipun perwujudan visual tersebut merupakan hal umum di Eropa dari abad ke-16, fabel sastra yang memasukkan tema tersebut baru muncul pada abad ke-17 dan cerita tersebut kemudian diklaim tanpa bukti sebagai salah satu Fabel Aesop.

Adaptasi karya Jean-Pierre Claris de Florian menciptakan peribahasa Prancis, "L'union de l'aveugle et le paralytique" ("penyatuan orang buta dan orang lumpuh"), yang secara ironis dipakai untuk merujuk kepada kemitraan tanpa janji.

Sumber Asia Barat

[sunting | sunting sumber]

Sekumpulan empat epigram dalam Antologi Yunani mengisahkan orang buta dan orang lumpuh. Plato si Muda menyebut keadaan tersebut dalam dua baris:

Orang buta menggendong orang lumpuh di punggungnya.
Dipinjamkannya kakinya dan meminjamkan matanya.

Tiga epigram lainnya dibuat oleh Leonidas dari Aleksandria dan Antifilus dari Bizantium.[1]

Sebuah cerita Asia Barat yang berdasarkan pada peribahasa tersebut ditemukan dalam dokumen biblikal palsu, Apokrifon Yehezkiel, dimana dua orang membentuk kemitraan untuk menyerbu kebun bunga namun mengklaim kesucian mereka dengan menekankan kecacatan mereka. Variasi dari ceirta tersebut muncul dalam Tamlud Yahudi (Sanhedrin 91)[2] dan sumber lainnya disebutkan dalam tradisi Islam terjadi pada masa kecil Isa.[3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ III.11, 12, 13, 13b
  2. ^ Richard N. Longenecker, The challenge of Jesus' parables, Grand Rapids, Michigan 2000 pp.64-5
  3. ^ Muhammad Ata Ur-Rahim, Ahmad Thomson, Jesus, prophet of Isam, Norwich UK, 1977 p.20[pranala nonaktif permanen]