Orang Kanaq merupakan salah satu dari 18 suku yang membentuk kaum Orang Asli di Malaysia. Mereka tergolong di dalam kumpulan Melayu Proto yaitu salah satu dari tiga kumpulan utama kaum Orang Asli.
Orang Kanaq merupakan suku kaum Orang Asli yang paling sedikit jumlahnya yaitu sekitar 83 orang saja. Bahasa pertuturan mereka seakan-akan bahasa Melayu dengan logat bahasa yang agak kasar.
Orang Kanaq dipercaya berasal dari Kepulauan Riau, Indonesia. Mereka dikatakan telah melarikan diri ke negeri Johor di Semenanjung Malaysia setelah menerima ancaman dari tentara Belanda.
Zaman dahulu, Orang Kanaq adalah sebagian dari kaum Orang Laut yang tinggal di dalam sampan serta hidup secara nomaden di permukaan laut, pulau, persisiran pantai dan muara sungai. Namun, kini mereka sudah tinggal di kawasan darat Semenanjung Malaysia serta memiliki kawasan perkampungan mereka sendiri.
Meskipun Orang Kanaq pada asalnya adalah sebagian dari kaum Orang Laut, namun kini kerajaan Malaysia telah mengkategorikan suku mereka sebagai sebagian dari kaum Orang Asli.
Orang Kanaq kini menetap di Kampung Sungai Selangi, Mawai, daerah Kota Tinggi, Johor. Kampung tersebut telah menerima akses listrik selama 24 jam. Selain itu kemudahan air pipa, jalan aspal, tempat ibadah dan tadika turut disediakan.
Mata pencarian tetap Orang Kanaq adalah melalui hasil kelapa sawit yang dilaksanakan oleh FELCRA. Kini, ada di antara mereka yang telah memiliki motor dan peralatan elektronik di rumah masing-masing.
Atas kesedaran mengenai betapa pentingnya ilmu pengetahuan, golongan dewasa dari suku Orang Kanaq telah mula mengirim anak-anak mereka bersekolah di Sekolah Kebangsaan Mawai.
Kini, keseluruhan suku Orang Kanaq telah menganut agama Islam. Malahan, perkawinan campur di antara Orang Kanaq dengan masyarakat luar juga sudah menjadi satu kebiasaan.
Orang Kanaq berkemungkinan besar mempunyai hubungan persaudaraan dengan suku Orang Sengkanak yang tinggal di Pulau Daik, sebuah pulau kecil yang terletak di Kepulauan Riau, Indonesia.