Ornithoptera croesus | |
---|---|
Ornithoptera croesus jantan | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Tribus: | |
Genus: | |
Spesies: | O. croesus
|
Nama binomial | |
Ornithoptera croesus Wallace, 1859
|
Wallace's Golden Birdwing (Ornithoptera croesus) adalah sebuah spesies kupu-kupu sayap burung yang ditemukan di utara Maluku di Indonesia.
Ornithoptera croesus merupakan salah satu kupu-kupu endemik dari Pulau Bacan, Halmahera Selatan. Kupu-kupu jantan dari spesies ini memiliki sayap depan hitam dengan warna keemasan, oranye, atau merah serta urat hitam di tepi sayap yang kuning keemasan. Bagian bawah sayapnya berwarna hijau cerah dengan tepian beralur hitam. Sedangkan betinanya memiliki sayap yang lebih besar dengan warna coklat tua di kedua sisi, disertai bintik kekuningan dan abu-abu. Kepalanya dan dadanya berwarna hitam, sementara perutnya berwarna kuning.
Faktor yang menyebabkan spesies ini menjadi endemik adalah sensitivitasnya terhadap perubahan lingkungan, seperti keterbatasan toleransi terhadap suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa spesies kupu-kupu endemik memiliki sedikit preferensi terhadap habitat yang dimodifikasi oleh manusia. Pada kabupaten Bacan, Halmahera Selatan, terdapat dua tipe hutan di kawasan konservasi Gunung Sibela yaitu hutan produksi dan hutan produksi terbatas yang terletak di sepanjang tepian hutan konservasi pegunungan Sibela. Namun Keberadaan hutan tersebut telah ditebang dan diubah menjadi kawasan pemukiman dan perkebunan masyarakat, sehingga menyebabkan penurunan dan perubahan ekosistem hutan yang terjadi akibat eksploitasi yang pesat menjadi ancaman bagi keberadaan kupu-kupu di Pulau Bacan.[1]
Kupu-kupu endemik Ornithoptera croesus di Pulau Bacan dilindungi dan terancam punah karena banyak dicari oleh para kolektor. Statusnya sebagai satwa langka telah didaftarkan dalam Appendix II CITES, sehingga perlu dibatasi perdagangan internasional hasil penangkaran. Menurut peraturan lingkungan Indonesia, Ornithoptera croesus dilindungi karena populasinya terus menurun. Kehidupan mereka di alam liar terancam oleh hilangnya habitat dan kekurangan pakan akibat alih fungsi lahan hutan. Untuk menghindari kepunahan, perlu dibangun konservasi untuk Ornithoptera croesus. Model konservasi ex-situ dengan penangkaran di luar habitat aslinya dapat diterapkan untuk mempercepat perkembangbiakan, sementara konservasi in-situ melalui reboisasi di Gunung Sibela dan pengurangan fungsi hutan menjadi perkebunan dan pemukiman juga perlu dilakukan.