Anak usaha | |
Industri | Maritim |
Didirikan | 15 April 1980 |
Kantor pusat | Surabaya, Indonesia |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Kaharuddin Djenod[1] (Direktur Utama) Didit Herdiawan (Komisaris Utama) |
Produk | |
Jasa |
|
Pendapatan | Rp 1,631 triliun (2019)[2] |
Rp 94,30 milyar (2019)[2] | |
Total aset | Rp 6,501 triliun (2019)[2] |
Total ekuitas | Rp 324,52 milyar (2019)[2] |
Karyawan | 1.027 (2019)[2] |
Induk | Len Industri |
Anak usaha | PT PAL Marine Service |
Situs web | www |
PT PAL Indonesia adalah anak usaha Len Industri yang bergerak di bidang pembuatan kapal. Melalui anak usahanya, perusahaan ini juga menyediakan jasa manajemen kapal, pengawakan dan penyewaan kapal, agen pengapalan, dan perencanaan perawatan kapal. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, perusahaan ini pun memiliki kantor perwakilan di Jakarta.[2][3]
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1939 dengan nama Marine Establishment (ME). Pada tanggal 27 Desember 1949, ME diserahkan ke pemerintah Indonesia dan namanya diubah menjadi "Graving Dock dan Penataran TNI Angkatan Laut" (PAL). Pada tahun 1978, status PAL diubah menjadi perusahaan umum dengan nama "Perum Dok dan Galangan Kapal".[4] Pada tahun 1983, dengan lisensi dari Friedrich Lurssen Werft asal Jerman, perusahaan ini mulai memproduksi Kapal Patroli Cepat (KPC) sepanjang 28 meter dan 57 meter. Pada tahun yang sama, sebagai bagian dari program alih teknologi dari Jepang, perusahaan ini mulai memproduksi kapal tanker seberat 3.500 DWT dan kapal Caraka Jaya seberat 3.000 DWT.
Pada tahun 1985, status perusahaan ini resmi diubah menjadi persero dengan nama "PT PAL Indonesia",[5] dan Menristek Bacharuddin Jusuf Habibie ditunjuk sebagai direktur utama. Pada tahun 1986, perusahaan ini membagi bisnisnya ke dalam empat divisi, yakni Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan, Divisi Kapal Perang, Divisi Kapal Niaga, dan Divisi Rekayasa Umum. Pada tahun 1994, perusahaan ini mendapat kontrak produksi dua unit kapal kargo kering seberat 18.500 DWT dari Stephenson Clarke Ltd. asal Inggris. Pada tahun 1995, perusahaan ini memperoleh kontrak produksi empat unit kapal muatan curah terbuka seberat 42.000 DWT dari Reederei F. Laeisz asal Jerman. Selain itu, perusahaan ini juga mendapat kontrak produksi kapal tanker minyak seberat 17.500 DWT dari AVL Maritime SA asal Jepang. Pada tahun yang sama, perusahaan ini berhasil mengembangkan kapal muatan curah dengan berat hingga 50.000 DWT, yang kemudian diberi nama "Star 50". Pada tahun 2012, sesuai dengan Undang-Undang nomor 16 tahun 2012, perusahaan ini mendapat penugasan sebagai Integrator Utama untuk Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) Matra Laut.[2][3] Pada tanggal 12 Januari 2022, pemerintah resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke Len Industri, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di bidang industri pertahanan.[6]
Terhitung sejak 10 Juli 2024[7] susunan Direksi PT PAL Indonesia saat ini adalah sebagai berikut :