Artikel ini mendokumentasikan suatu pandemi terkini. Informasi mengenai hal itu dapat berubah dengan cepat jika informasi lebih lanjut tersedia; laporan berita dan sumber-sumber primer lainnya mungkin tidak bisa diandalkan. Pembaruan terakhir untuk artikel ini mungkin tidak mencerminkan informasi terkini mengenai pandemi ini untuk semua bidang. |
Penyakit | COVID-19 |
---|---|
Galur virus | SARS-CoV-2 |
Lokasi | Kaledonia Baru |
Kasus pertama | Nouméa |
Tanggal kemunculan | 18 Maret 2020 (4 tahun, 7 bulan, 3 minggu dan 1 hari lalu) |
Asal | Wuhan, Hubei, Republik Rakyat Tiongkok |
Kasus terkonfirmasi | 15 |
Kasus sembuh | 0 |
Kematian | 0 |
Pandemi koronavirus 2019–2020 atau pandemi COVID-19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit yang disebabkan oleh salah satu koronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2.[1] Virus ini pertama kali diidentifikasi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok pada tanggal 17 November 2019.[2][3] Penderita yang terpapar COVID-19 dapat mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernafas.[4][5] Pada penderita yang paling rentan, penyakit ini dapat berujung pada pneumonia dan kegagalan multiorgan.[6] Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengumumkan bahwa pandemi koronavirus sebagai pandemi dunia pada tanggal 11 Maret 2020.[7][8][9]
Kasus pandemi koronavirus pertama di Kaledonia Baru dilaporkan pada tanggal 18 Maret 2020 di Nouméa. Sampai tanggal 31 Maret 2020, telah terkonfirmasi adanya 15 kasus positif COVID-19 di Kaledonia Baru.
Pada tanggal 18 Maret 2020, dikonfirmasikan adanya dua kasus positif COVID-19 di Kaledonia.[10]
Pada tanggal 21 Maret 2020, telah dilakukan tes terhadap empat puluh orang dan dua orang dinyatakan positif terjangkit virus, sehingga jumlah kasus positif COVID-19 di Kaledonia Baru menjadi empat orang, di mana sekarang mereka sedang diisolasi di Koutio Medipole.[11]
Sebelumnya, di negara ini terakhir bertambah tiga kasus, yang dibawa oleh orang yang telah tiba Kaledonia, sehingga menjadi tujuh orang yang terinfeksi virus. Sedangkan, pada tanggal 24 Maret 2020, telah terkonfirmasi lagi adanya dua kasus positif COVID-19, totalnya menjadi sembilan orang. Sehari kemudian, telah dikonfirmasikan kembali bertambahnya lima kasus positif koronavirus, sehingga menjadi empat belas.[12]
Pada tanggal 27 Maret 2020, terkonfirmasi kembali adanya satu kasus positif COVID19, sehingga keseluruhan orang yang terjangkit koronavirus di Kaledonia Baru menjadi lima belas orang.[13]
Pada tanggal 17 Maret 2020, Presiden Kaledonia Baru Thierry Santa, melakukan langkah awal pencegahan penyebaran koronavirus dengan menangguhkan semua penerbangan ke negara tersebut. Selain itu, dia juga memberlakukan isolasi selama 14 hari bagi semua pendatang yang tiba di Kaledonia Baru, sedangkan bagi yang melanggar akan dikenakan denda.[14] Dalam melakukan pencegahan virus, negara ini juga telah melakukan isolasi terhadap seribu orang lebih di hotel-hotel, tetapi sebagian dari mereka yang tidak ada gejala telah diizinkan untuk pulang. Sedangkan, dalam mengantisipasi dampak COVID-19 pada perekonomian, pemerintah setempat meminta kepada Prancis untuk memberikan setengah miliar dolar Amerika Serikat sebagai tanda solidaritas. Selain itu, dari pihak pemerintah juga telah meyakinkan akan terjadinya kekurangan pasokan sembako dan mesin-mesin ATM akan tetap dibuka.[15]
Kebijakan baru juga telah dibuat dalam mencegah penyebaran virus corona, yaitu diperketatnya perlintasan di pintu kedatangan, kebijakan yang berdampak langsung pada rencana perjalanan ini juga diterapkan di beberapa negara juga. Salah satu kebijakan yang diterapkan ini adalah persyaratan dengan membawa Surat Keterangan Sehat jika ingin berkunjung.[16]
Mulai pada tanggal 30 Maret 2020 sampai dengan tanggal 24 April 2020 diberlakukannya bagi semua warganya untuk tetap di rumah dan tidak melakukan perkumpulan lebih dari sepuluh orang serta memaksimalkan jarak dengan orang lain.[17]