Papan kayu

Papan kayu

Papan Kayu merupakan bahan yang bersumber dari tumbuhan atau pohon. Bahan ini merupakan material kayu tidak akan pernah habis selagi manusia masih mau untuk merawat dan menanam pohon sebagai sumber daya.[1][2] Material kayu juga merupakan bahan yang ramah lingkungan yang bisa dengan mudah untuk diurai oleh alam yang membuat kayu menjadi ramah lingkungan. Papan kayu menjadi salah satu bahan untuk membuat rumah, seseorang dapat menentukan ketebalan kayu agar bisa meredam suara hal ini yang mampu meningkatkan kesehatan bagi manusia karena kebisingan dapat mengganggu kesehatan bagi manusia.[2]

Jenis bahan kayu yang dipakai diantaranya adalah triplek dan kalsiboard.[1] Bahan kayu ini juga bisa dijadikan sebagai inovasi dalam membuat berbagai macam kerajinan seperti mobil-mobilan[2], kerajinan pahatan serta balok balok sebagai hiasan banyak orang yang menggunakan kayu karet sebagai bahan untuk membuat kerajinan dan juga banyak digunakan untuk membuat kursi. Di sisi lain sekarang sulit untuk menemukan bahan kayu untuk membuat papan maupun kerajinan karena berbagai faktor aktivitas manusia yang mengakibatkan persediaan sumber dari hutan menurun yaitu pembakaran hutan dan sebagainya. Sebenarnya papan kayu dapat dijadikan berbagai jenis bagian atau bahan jadi seperti ukiran kayu sofa hiasan dinding dan semacamnya namun pemilihan kayu harus tepat agar bisa mendapatkan hasil yang sesuai dan sangat memuaskan karena berbagai banyak jenis kayu yang mempunyai masing masing bahan yang berbeda.[3]

Industri penggergajian kayu menghasilkan limbah sebesar 40,48% volume, terdiri atas sebetan (22,32%), potongan kayu (9,39%) dan serbuk gergaji (8,77%). Sedangkan limbah industri kayu lapis sebesar 54,81% volume dengan rincian potongan dolok (3,69%), sisa kupasan dolok (18,25%), venir basah (8,5%), penyusutan (3,69%), venir kering (9,60%), pengurangan tebal (venir kering)(1, 90%), potongan tepi kayu lapis (3,90%), serbuk gergaji (2,2%) dan debu kayu lapis (3,07%). Pemanfaatan pada kedua jenis limbah tersebut antara lain sebagai bahan bakar, inti papan blok, papan blok, papan partikel, dan sambungan venir inti, atau venir belakang kayu lapis.[2]

Bahan dasar papan kayu

[sunting | sunting sumber]

Desain papan kayu bisa disesuaikan dengan bentuk produk yang diinginkan antara lain produk berukir, bertekstur, dan bentuk permukaan mebel pada umumnya. Berbagai jenis kayu yang sering digunakan sebagai bahan baku kerajinan ukiran hiasan sofa dan sebagainya yaitu jati, mahogani, trembesi, jati belanda, sungkai, mindi.[2]

Kayu jati merupakan tumbuhan yang paling sering dimanfaatkan pohonnya karena kayu jati mempunyai keunggulan yaitu batang yang keras yang membuat jadi dijadikan bahan utama untuk membuat bangunan. Banyak negara yang menyukai hasil dari produk kayu jadi itu yang membuat kayu jati mulai langkah dan persediaannya menipis pemerintah harus memberikan solusi untuk menstabilkan persediaan kayu jadi dengan kebutuhan produksi agar nantinya kayu jati tetap dapat dijadikan sebagai bahan produksi.

Karakteristik

[sunting | sunting sumber]

Papan terbuat dari kayu gergajian dengan ketebalan 1 1/2 inci (38 mm) dan lebar 2 1/2 inci (64 mm). Papan dapat ditemukan di toko-toko kayu atau toko bangunan dengan ukuran : tebal 2 inci (51 mm) x 10 inci (250 mm) atau 2 inci (51 mm) x 12 inci (300 mm). Meski kayu adalah bahan dasar papan. Akan tetapi, hanya kayu dengan kategori lebar kurang dari 2 1/2 inci (64 mm) dan ketebalan kurang dari 1 1/2 inci (38 mm) yang dapat diolah menjadi papan. Di Amerika Serikat, papan umumnya berukuran minimal 2 inci (51 mm) dengan lebar 8 inci (200 mm).

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Agus Dwi Chatur, Salman Salman (2021). "LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN JL. CIUMBULEUIT 94 - BANDUNG". abdimasku.lppm.dinus.ac. 4 (3): 191–196.  line feed character di |title= pada posisi 45 (bantuan)
  2. ^ a b c d e Widiyanto, Ary (2011). "Kualitas Papan Partikel Kayu Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg) Dan Bambu Tali (Gigantochloa Apus Kurz) Dengan Perekat Likuida Kayu". Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 29 (4): 301–311. doi:10.20886/jphh.2011.29.4.301-311. ISSN 0216-4329. 
  3. ^ Adrianus Inu Natalisanto, Siti Istikhomah (2021). "ANALISIS KOEFISIEN SERAPAN (ABSORPSI) KEBISINGANPADA BAHAN KAYU (Triplek, PapanKayu, danKalsiboard)". Progressive Physics Journal. 2 (1): 19–28.