Paritas risiko adalah sebuah strategi dalam teori investasi yang menggunakan variabel risiko untuk menentukan alokasi di berbagai komponen pada portofolio investasi (investment portfolio).[1][2] Dalam ilmu ekonomi, portfolio investasi, atau dikenal juga dengan investasi di sektor keuangan (Financial asset investment), adalah komitmen untuk mengikatkan aset pada surat-surat berharga (sekuritas) yang diterbitkan oleh individu, kolektif, hingga oleh pemerintah.[3] Adapun jenis portfolio inverstasi terdiri atas utang piutang antar pribadi, dan produk derivative (turunan) seperti kontrak berjangka (futures).[3] Portfolio investasi juga merupakan arus modal internasional dalam bentuk pembelian aset-aset finansial seperti saham, obligasi dan surat-surat berharga lainnya.[3] Jenis protfolio investasi adalah salah satu jenis investasi yang paling cepat menyebar keseluruh penjuru dunia melalui pasar uang dan pasar modal di pusat-pusat keuangan internasional, seperti New York, London, Paris, Frankfurt, Tokyo, Hongkong dan Singapura.[3] Dengan mempelajari paritas risiko, seorang investor dapat menentukan komponen-komponen pada portfolio investasinya dan mendapatkan peluang investasi yang lebih besar.[4][2]
Paritas risiko digunakan untuk mengalokasikan modal di berbagai kelas aset.[2][1] Teori paritas ekonomi memiliki kemiripan dengan Teori Portofolio Modern (Modern Portfolio Theory/MPT).[2][1] Pada Teori Portfolio Modern, campuran kelas aset yang ideal dapat dicari berdasarkan pada tingkat keuntunganan (return) dan risiko yang diharapkan.[2][1] Adapun pada paritas risiko, portfolio investasi dapat dialokasikan dengan cara menyamakan besaran risiko pada setiap kelas aset tanpa mempertimbangkan tingkat keuntungan (return) yang diharapkan.[2][1] Oleh karena itu, paritas risiko menggunakan penggunaan aset dan sumber dana (leverage) untuk mengukur alokasi dari besaran perubahan harga (volatilitas) yang diinginkan.[2][1] Berdasarkan hasil penelitian terbaru, pendekatan paritas risiko terbukti dapat menghasilkan tingkat keuntungan (return) yang lebih besar pada level perubahan harga (volatilitas) yang sama.[2][4]
Pada teori paritas risiko, untuk bisa mendapatkan tingkat keuntungan (return) yang maksimal.dapat ditempuh dengan dua metode.[2] Pertama, keuntungan yang disesuaikan dengan risiko dari aset berisiko rendah (obligasi) harus melebihi keuntungan yang disesuaikan dengan risiko pada aset berisiko tinggi (saham).[2] Hal ini diperlukan agar portfolio dari leverage aset berisiko rendah (obligasi) membawa keuntungan yang lebih besar (return) dari investasi langsung pada aset berisiko tinggi (saham) dengan level risiko yang sama.[2] Kedua, biaya leverage harus lebih rendah, sehingga keuntungan (return) yang diharapkan dari alokasi bersih biaya pendanaan dapat melebihi keuntungan pada alokasi tradisional.[2] Bagi investor yang dapat mengakses leverage secara efisien, menggunakan metode paritas risiko telah menjadi strategi yang diminati.[2] Hal ini dikarenakan, selama beberapa dekade, paritas risiko membawa lebih banyak keuntungan daripada keuntungan yang didapat dari saham.[2][4]