Patung luohan Yixian adalah beberapa set patung luohan berukuran satu banding satu yang terbuat dari tembikar poles. Patung-patung ini diproduksi pada periode Dinasti Liao (907–1125) dan ditemukan didalam gua-gua di I Chou (I-chou, Yizhou) di Yi xian or County Yi di Hebei (Hanzi sederhana: 易县; Hanzi tradisional: 易縣; Pinyin: Yì Xiàn), di sebelah selatan Beijing sebelum Perang Dunia I.[1] Patung-patung luohan Yixian tersebut pernah disebut sebagai "salah satu kelompok patung keramik yang paling penting di dunia."[2] Patung-patung tersebut sampai di pasar seni internasional, dan dibeli untuk koleksi di Barat. Sedikitnya delapan patung ditemukan, termasuk sebuah pecahan besar yang pada awalnya diperkirakan telah hancur di Berlin selama Perang Dunia II, namun baru-baru ini terlihat kembali di Rusia.
Patung-patung luohan Yixian lainnya saat ini berada dalam koleksi museum-museum di dunia Barat sebagai berikut: British Museum di London, dua di Metropolitan Museum of Art in New York, Royal Ontario Museum di Toronto, Museum of Fine Arts di Boston, Penn Museum di Philadelphia, Nelson Gallery of Art di Kansas City, Musée Guimet di Paris, dan beberapa koleksi di negara Jepang. Dengan satu contoh yang ditemukan hilang di Berlin, total dari patung luohan Yixian ini adalah sepuluh.
Luohan adalah istilah Cina untuk seorang arhat, salah satu murid ajaran Sang Buddha. Sebagaimana tradisi Buddha berkembang, terutama di negara-negara Buddha di Asia Timur, jumlah arhat atau luohans cenderung meningkat, dan paling tidak yang paling penting dianggap sebagai, atau hampir menjadi Bodhisattva atau makhluk yang sepenuhnya tercerahkan dan mendapatkan berbagai macam kekuatan supernatural.[3] Menurut tradisi Buddhis, sebuah kelompok yang terdiri atas 16, 18 atau 500 luohan menantikan kedatangan Maitreya, Sang Buddha Masa Depan,[4] dan kelompok ini sering direpresentasikan dalam kesenian agama Buddha di Asia Timur.
Set patung Luohan yang ditemukan di Yixian ini memiliki kualitas yang luar bisa dan menunjukkan individualitas setiap figur luohan. Beberapa arkeolog mempercayai bahwa gambaran wajah figur-figur ini sebetulnya merupakan potret dari biksu-biksu kontemporer yang terkenal di Cina.[5]
Pada awal-awal penerimaan mereka di Barat, patung-patung tembikar poles ini biasanya ditaksir oleh orang-orang Barat sebagai sebuah produk dari Dinasti Tang (618–907), walaupun ada juga pendapat yang mengatakan bahwa patung-patung ini berasal dari Dinasti Ming atau dinasti-dinasti diantara kedua periode tersebut. Tanggal-tanggal yang berhubungan dengan Dinasti Liao (916–1125) menjadi lebih dipercaya, namun diakibatkan oleh beberapa metode ilmiah untuk penanggalan artifak arkeologi semakin membawa umur penciptaan objek-objek ini di masa Dinasti Jin, yaitu sekitar abad ke-12.[6]
Uji penanggalan termoluminesensi pada patung-patung di Philadelphia dan New York (sosok muda) menghasilkan titik tengah 1210, dengan jeda kurang lebih 100-200 tahun, titik tengahnya berada selama periode dinasti Jin. Derek Gillman untuk sementara ini mengemukakan tanggal spesifik 1159, tanggal yang disesuaikan dengan tahun renovasi sebuah kuil besar di wilayah tersebut, yang dia usulkan sebagai kandidat lokasi asli mereka.[7] Sebuah koin dari awal abad ke-12 juga ditemukan didalam figur tembikar luohan yang disimpan di Boston.[5]
Dimensi dari figur tembikar Luohan dari Yixian ini agak bervariasi; misalnya, figur luohan Yixian muda yang disimpan di New York memiliki ketinggian 127 sentimeter ([convert: unit tak dikenal]) dan dengan memperhitungkan tinggi platformnya adalah kurang lebih 234 sentimeter ([convert: unit tak dikenal]).[8]
Patung-patung tembikar luohan Yixian ini terbuat dari beberapa bagian terakota yang dipoles (bukan dari periuk seperti yang kadang-kadang dikatakan),[9] dengan platformnya dibuat terpisah, dan menggunakan teknik kombinasi antara penempaan dan pembentukan secara bebas konstruksi slab. Patung-patung tembikar ini diwarnai dengan proses pewarnaan sancai, yaitu suatu teknik pemolesan dengan tiga warna (beberapa memiliki empat warna), yang membutuhkan dua kali pembakaran. Teknik ini banyak digunakan untuk pembuatan wadah dan figur-figur patung yang ditemukan dalam kuburan-kuburan dari Dinasti T'ang (618-907), namun sejak pertengahan abad ke-8, teknik ini sepertinya ditinggalkan di daratan Cina. Namun dinasti Liao regional, yang didirikan oleh orang-orang Khitan yang semi-nomaden, terus melestarikan teknik tersebut, dimana Beijing dan Yixian berada di ujung selatan negara mereka, dengan Beijing (sebagai "Nanjing") ibu kota selatan mereka.[10]
Figur-figur luohan Yixian yang sering kali dijelaskan sebagai berukuran satu-banding-satu atau sedikit lebih besar,[11] adalah figur terbesar yang dibuat dengan teknik ini dan disepakati sebagai contoh teknik pembuatan tembikar yang luar biasa dari sisi teknik pembuatannya dan dari sisi teknik artistiknya.[12] Figur berukuran besar ini memiliki batangan besi dibagian dalamnya yang mendukung berat figur tersebut sebelum pembakaran, sebuah elemen yang sangat tidak biasa.[13]
Karena kualitasnya yang tinggi, sering kali diyakini bahwa mereka mungkin dibuat di salah satu tungku milik kekaisaran, yang merupakan rumah bagi pengrajin-pengrajin Cina yang paling terampil.[4][14] Beberapa bekas tungku pembakaran telah di ekskavasi sejak tahun 1983 di daerah Longquan (bukan Longquan), yang terletak dekat Beijing.[10]