Artikel ini perlu diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. |
Artikel ini adalah bagian dari seri Politik dan Ketatanegaraan Italia |
Pada pemilihan umum Italia, 2006 untuk memperbarui kedua Kamar dari Parlemen Italia yang diadakan pada 9 April dan 10 April 2006 Perdana Menteri Silvio Berlusconi yang sedang berkuasa, pemimpin kanan tengah Graha Kemerdekaan, kalah tipis oleh Romano Prodi, pemimpin Uni yang kiri tengah.
Penghitungan cepat awal menunjukkan kemenangan untuk Prodi, tetapi perbedaan hasilnya kemudian menipis sementara penghitungan berlanjut. Pada 11 April, Prodi menyatakan kemenangannya;[1] Berlusconi tidak pernah mengakui kekalahannya secara eksplisit, tetapi hal ini tidak diharuskan oleh hukum Italia.
Hasil pendahuluan memperlihatkan bahwa Uni unggul atas Graha Kemerdekaan di Dewan Perwakilan, dengan 340 kursi dibandingkan dengan 277, karena Uni memperoleh bonus mayoritas (suara yang diperoleh sesungguhnya antara 49,81% dibandingkan 49,74%). Satu kursi lagi beraliansi dengan Uni (Valle d'Aosta) dan 7 kursi lainnya di daerah pemilihan luar negeri. Graha Kemerdekaan memperoleh mayoritas kecil di kursi Senat yang diperebutkan di Italia (155 dibandingkan 154), tetapi Uni memperoleh 4 dari 6 kursi yang dialokasikan untuk para pemilih di luar Italia, sehingga mereka menguasai kedua kamar. [1] Pada 19 April, pengadilan tertinggi Italia (Corte di Cassazione) menyatakan bahwa Prodi memang telah memenangi pemilu dan menguasai Dewan Perwakilan hanya dengan 24.755 suara dari lebih dari 38 juta suara yang diberikan, dan memenangi 158 kursi di Senat dibandingkan dengan 156 kursi untuk koalisi Berlusconi. Kendati demikian, Berlusconi menolak mengakui kekalahan, dan mengklaim tentang adanya kecurangan yang tidak terbuktikan, tetapi pemilu ini telah melahirkan banyak kontroversi tentang legalitasnya.
Didahului oleh Pemilihan umum 2001 |
Pemilihan umum di Italia | Dilanjutkan oleh Pemilihan umum 2008 |