Pendidikan politik (dalam bahasa Inggris sering disebut sebagai political socialization[1]) adalah pemberian pendidikan untuk mencapai aktualisasi diri dari individu dalam kedudukannya sebagai warga negara. Dua konsep utama dalam pendidikan politik adalah pendidikan dan politik. Salah satu tujuan dari pendidikan politik adalah kaderisasi partai politik. Pendidikan politik yang baik adalah pendidikan politik yang memobilisasi simbol-simbol nasional, seperti sejarah, seni sastra, dan bahasa[1].
Konsep pokok dari pendidikan politik adalah pendidikan dan politik.[2] Pendidikan merupakan proses yang menumbuh-kembangkan kedewasaan dan mengarahkan serta menatanya.[3] Sementara konsep politik diartikan secara bervariasi. Politik secara umum dikaitkan dengan negara.[4] Konsep mengenai politik dapat diartikan secara positif maupun negatif. Politik dengan konsep yang positif dikaitkan dengan kekuasaan, partai politik, kebijakan negara dan pemerintahan. Sedangkan politik dengan konsep yang negatif dikaitkan dengan sifat manipulasi, ketidakbergunaan, kelicikan, kemunafikan dan hal yang kotor.[5] Kuntowijoyo (1994:58) mengulas mengenai variasi pendidikan politik, termasuk (1) pendidikan politik formal, yang melibatkan indoktrinasi, dan (2) pendidikan politik nonformal, seperti yang terjadi dalam pertukaran gagasan melalui forum terbuka.[6]
Kaderisasi partai politik merupakan salah satu tujuan pendidikan politik. Tujuan ini merupakan tujuan jangka menengah. Peran pendidikan politik sebagai langkah awal dalam proses penerimaan anggota partai politik dan kaderisasinya.[7]
Partai politik memiliki hubungan yang erat dengan kadernya.[7] Hubungan ini bersifat politis dalam rangka pemberian pendidikan politik. Partai politik memberikan pendidikan politik kepada warga negara melalui ideologi yang dimilikinya.[7]