Pengepungan Yerusalem | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Yahudi-Babel (601–587 SM) | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Kerajaan Yehuda | Kekaisaran Babilonia Baru | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Yoyakim Yoyakhin | Nebukadnezar II | ||||||
Kekuatan | |||||||
Lebih sedikit | Tidak diketahui | ||||||
Korban | |||||||
Banyak terbunuh, lainnya dibawa ke dalam pembuangan | Tidak diketahui |
Pengepungan Yerusalem adalah sebuah kampanye militer yang dilakukan oleh Nebukadnezar II, raja Babel pada tahun 597 SM. Pada 605 SM, ia mengalahkan Firaun Nekho pada Pertempuran Karkemis, dan kemudian menyerbu Yehuda. Menurut Nebukadnezar Kronik, Yoyakim raja Yehuda memberontak terhadap kekuasaan Babel, tapi Nebukadnezar merebut kota dan mengangkat Zedekia sebagai penguasa Yehuda.
Untuk menghindari kehancuran Yerusalem, Raja Yoyakim Yehuda, pada tahun ketiga pemerintahannya, berubah kesetiaan dari Mesir ke Babel. Ia membayar upeti dari kas di Yerusalem, beberapa artefak Bait Suci dan menyerahkan beberapa keluarga kerajaan dan bangsawan sebagai sandera.[1] Pada tahun 601 SM, selama tahun keempat pemerintahannya, Nebukadnezar gagal mencoba untuk menyerang Mesir dan dipukul mundur dengan kerugian besar. Kegagalan menyebabkan banyak pemberontakan di antara negara-negara Levant yang berutang kesetiaan ke Babel, termasuk Yehuda, di mana Raja Yoyakim berhenti membayar upeti kepada Nebukadnezar[2] dan mengambil posisi pro-Mesir.
Nebukadnezar segera menangani pemberontakan-pemberontakan ini. Menurut Tawarikh Nebukadnezar,[3] ia mengepung Yerusalem, yang akhirnya jatuh pada 2 Adar (16 Maret) 597 SM. Tawarikh itu menyatakan:
Pada tahun ketujuh [Nebukadnezar, 598 SM] di bulan Kislew [November/Desember] raja Babel mengumpulkan tentaranya, dan setelah ia telah menyerang tanah Hatti (Suriah/Palestina) ia mengepung kota Yehuda. Pada hari kedua bulan Adar [16 Maret] ia menaklukkan kota itu dan mengambil raja [Yekhonya] sebagai tawanan. Dia mengangkat di tempat-nya seorang raja [Zedekia] pilihannya sendiri, dan setelah ia menerima upeti, yang banyak, ia mengirimkannya ke Babel.[4]
Yoyakim meninggal selama pengepungan, mungkin pada 21-22 Markhesywan (9-10 Desember) 598 SM,[5] atau selama bulan Kislew,[6] atau Tebet.[7] Nebukadnezar menjarah kota dan Bait suci, dan raja Yekhonya (Yoyakhin), yang berusia 18 tahun, dan warga istana serta penduduk dan pengrajin lain yang menonjol, juga banyak penduduk Yehuda, berjumlah sekitar 10.000 orang dideportasi ke Babel.[8] Deportasi terjadi sebelum bulan Nisan 597 SM, dan tanggal dalam Kitab Yehezkiel menghitung dari peristiwa itu.[9] Teks Alkitab melaporkan, "Tidak ada yang tersisa kecuali orang-orang termiskin dari tanah itu". Juga dibawa ke Babel adalah harta dan perabotan Bait Suci, termasuk cawan-cawan emas yang didedikasikan oleh Raja Salomo.(2 Raja-raja 24:13–14) Peristiwa-peristiwa yang digambarkan dalam Nevi'im dan Ketuvim bagian dari Tanakh (Alkitab Ibrani, yang juga dikenal sebagai Perjanjian Lama). Deportasi pertama adalah awal Diaspora (atau pengasingan) Yahudi. (2 Raja-raja 24:10–16) Nebukadnezar mengangkat paman Yekhonya, Zedekia sebagai raja boneka Yehuda, dan Yekhonya dipaksa untuk tetap tinggal di Babel.[10] Awal pemerintahan Zedekia diberi tarikh beberapa minggu sebelumnya,[11] atau setelah[12][13] permulaan bulan Nisan 597 SM.
Tawarikh Babilonia, yang dipublikasikan oleh Donald Wiseman pada tahun 1956, menyatakan bahwa Nebukadnezar II merebut Yerusalem pertama kali pada tanggal 2 Adar (16 Maret) 597 SM.[14] Sebelum publikasi Wiseman, Edwin R. Thiele telah menghitung dari teks-teks Alkitab bahwa Nebukadnezar pertama kali merebut Yerusalem pada musim semi 597 SM,[15] tetapi para sarjana lain, termasuk William F. Albright, lebih sering memberi tarikh peristiwa itu tahun 598 SM.[16]