Penghargaan Pangan Dunia | |
---|---|
Deskripsi | Pencapaian luar biasa dalam kemajuan perkembangan kehidupan manusia melalui peningkatan kualitas, kuantitas, dan ketersediaan pangan |
Lokasi | Des Moines, Iowa, Amerika Serikat |
Dipersembahkan oleh | World Food Prize Foundation, dan berbagai perusahaan sponsor |
Diberikan perdana | 1987 |
Situs web | www.worldfoodprize.org |
Penghargaan Pangan Dunia (World Food Prize) adalah penghargaan internasional yang diberikan oleh Yayasan The World Food Prize untuk mengakui pencapaian seseorang atas jasanya dalam meningkatkan kualitas, kuantitas, dan ketersediaan pangan dunia. Sejak tahun 1987, penghargaan ini diberikan setiap tahun untuk menghargai pencapaian dan kontribusi di segala bidang asalkan terlibat dalam penyediaan pangan dunia. Bidang tersebut dapat mencakup ilmu pangan, ilmu pertanian, teknologi pertanian, manufaktur, pemasaran, nutrisi, ekonomi, pengentasan kemiskinan, kepemimpinan politik, dan ilmu sosial. The World Food Prize Foundation saat ini dipimpin oleh Kenneth M. Quinn, mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Kamboja.[1]
Diprakarsai oleh penerima Penghargaan Nobel Perdamaian Norman Borlaug, Penghargaan Pangan Dunia dibentuk karena pentingnya pemenuhan gizi dan ketersediaan pangan berkelanjutan bagi seluruh dunia.
Pada tahun 1985, Borlaug bertemu dengan CEO General Foods Corporation, James Ferguse. Norman Borlaug mempresentasikan keinginanya terkait pembentukan penghargaan besar di bidang pertanian. Ide penghargaan ini mendapatkan perhatian dari manajemen General Foods, namun mereka memperluas cakupan penghargaan hingga ke rantai pasokan pangan, dari ladang ke meja makan. General Foods mengelola struktur manajemen untuk penghargaan ini dan pada tahun 1986 telah diumumkan pendanaan untuk penghargaan ini. Selama empat tahun pertama, penghargaan ini didanai sepenuhnya oleh General Foods; kontributor lainnya mulai terlibat pada tahun kelima, yaitu John Ruan.
Penerima penghargaan menerima hadiah secara resmi di Des Moines, Iowa, dalam sebuah acara yang disiarkan di televisi yang diadakan di gedung Iowa State Capitol. Upacara penerimaan penghargaan bersamaan dengan acara Dialog Borlaug, sebuah simposium internasional yang diadakan oleh Norman Borlaug yang membawa isu kelaparan dan ketahanan pangan setiap tahunnya. Simposium terdahulu mencakup fokus pada tantangan dalam penyediaan biofuel, masalah dualisme malagizi dan obesitas, kerawanan air dan dampaknya di Timur Tengah, dan Revolusi Hijau.
Sponsor utama Penghargaan Pangan Dunia adalah Pemerintah Negara Bagian Iowa, Otoritas Pengembangan Ekonomi Iowa, The John Ruan Foundation Trust, dan the Rockefeller Foundation. Selain itu, terdapat sejumlah sponsor lainnya yang mencakup lebih dari 100 yayasan, perusahaan, dan individu.
Penerima Penghargaan Pangan Dunia secara formal dianugerahkan pada upacara resmi yang diadakan pada Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada tanggal 16 Oktober 2013. Penerima penghargaan mendapatkan hadiah sebesar US$ 250000. Pengumuman pemenang diberitakan pada akhir musim semi atau awal musim panas pada tahun penganugerahan tersebut.
Tahun | Penerima | Kewarganegaraan | Pencapaian |
---|---|---|---|
2016 | Dr. Maria Andrade Dr. Robert Mwanga Dr. Jan Low |
Cape Verde Uganda Amerika Serikat |
Mengembangkan ubi jalar biofortifikasi genetis berwarna jingga di CGIAR CIP |
Dr. Howarth Bouis | Amerika Serikat | Pendiri HarvestPlus, suatu LSM besar yang mengembangkan tanaman-tanaman biofortifikasi menggunakan cara-cara pemuliaan konvensional. | |
2015 | Sir Fazle Hasan Abed | Bangladesh | Pendiri BRAC, LSM dunia terbesar, yang dianugerahi karena karya substansial dalam mengurangi kesmikinan di Bangladesh dan sepuluh negara lainnya.[4] |
2014 | Dr Sanjaya Rajaram | India | Mengembangkan hingga 480 kultivar gandum yang tahan penyakit[5] |
2013 | Dr Mary-Dell Chilton,[6] Dr Robert Fraley,[7] Dr Marc Van Montagu[8] |
Amerika Serikat Amerika Serikat Belgia |
Pengembangan bioteknologi tanaman modern yang mendukung ketersediaan dan ketahanan pangan global[2][9] |
2012 | Dr Daniel Hillel | Israel | Penelitian dan implementasi pengairan mikro di wilayah kering |
2011 | John Agyekum Kufuor Luiz Inácio Lula da Silva |
Ghana Brasil |
Menciptakan dan mengimplementasikan kebijakan politik untuk mengentaskan kelaparan dan kemiskinan di negara mereka |
2010 | David Beckmann Jo Luck |
Amerika Serikat | Membangun Bread for the World dan Heifer International menjadi dua organisasi penting dunia yang memimpin usaha pengentasan kelaparan dan kemiskinan di dunia. |
2009 | Gebisa Ejeta | Ethiopia | Pengembangan sorghum hibrida pertama di Afrika yang tahan kekeringan dan gulma parasit genus Striga |
2008 | Bob Dole George McGovern |
Amerika Serikat | Memimpin dan menggiatkan komitmen global dalam pemberian makan di sekolah yang meningkatkan kehadiran sekolah dan asupan nutrisi bagi jutaan anak-anak di negara miskin |
2007 | Dr Philip E. Nelson | Amerika Serikat | Melakukan perubahan besar terhadap aktivitas pemrosesan, pengemasan, transportasi, dan distribusi makanan dengan penyempurnaan teknologi pengemasan aseptik curah dan diseminasi teknologi ke seluruh dunia |
2006 | Edson Lobato, Alysson Paolinelli, Dr A. Colin McClung |
Brasil Brasil Amerika Serikat |
Memimpin kegiatan di bidang ilmu tanah dan implementasi kebijakan yang membuka wilayah Cerrado di Brasil untuk produksi pertanian dan pangan |
2005 | Dr Modadugu Vijay Gupta | India | Pengembangan dan diseminasi teknik budi daya perikanan yang murah dengan ikan tilapia |
2004 | Prof. Yuan Longping Dr Monty Jones |
Tiongkok Sierra Leone |
Pengembangan varietas beras hibrida (Yuan Longping) Pengembangan Beras Baru Afrika yang memiliki potensi meningkatkan hasil beras di Afrika (Monty Jones) |
2003 | Catherine Bertini | Amerika Serikat | Mengubah World Food Programme dari program pembantu pembangunan menjadi organisasi pangan yang besar dan efektif bagi kemanusiaan |
2002 | Dr Pedro Sanchez | Amerika Serikat / Kuba |
Pengembangan metode untuk mengembalikan kesuburan tanah di lahan terdegradasi di Afrika dan Amerika Selatan |
2001 | Dr Per Pinstrup-Andersen | Denmark | Pendirian program "Food For Education" di mana berbagai keluarga menerima subsidi pangan ketika anak-anak mereka tetap mengenyam pendidikan di sekolah |
2000 | Dr Evangelina Villegas, Dr Surinder K. Vasal |
Meksiko India |
Pengembangan jagung berprotein tinggi |
1999 | Dr Walter Plowright | Britania Raya | Pengembangan vaksin yang melawan penyakit sapi rinderpest. |
1998 | Dr B. R. Barwale | India | Pendiri perusahaan benih independen Mahyco yang mampu memperkuat suplai dan distribusi benih di seluruh India |
1997 | Dr Ray F. Smith, Dr Perry Adkisson |
Amerika Serikat Amerika Serikat |
Pengembangan konsep Manajemen Hama Terintegrasi yang mendayagunakan berbagai metode untuk melindungi tanaman dari serbuan hama serangga dalam lingkungan yang berkelanjutan |
1996 | Dr Henry Beachell, Dr Gurdev Khush |
Amerika Serikat India |
Pengembangan varietas "beras ajaib" yang meningkatkan produksi beras di Asia hingga dua kali lipat. |
1995 | Dr Hans Rudolf Herren | Swiss | Pengembangan program pengendalian hama dari famili Pseudococcidae yang menyerang produksi singkong Afrika |
1994 | Dr Muhammad Yunus | Bangladesh | Pendiri Bank Grameen di Bangladesh yang mengembangkan program pinjaman inovatif untuk rakyat miskin |
1993 | He Kang | Tiongkok | Memulai reformasi produksi pangan swasembada di Tiongkok ketika masih menjabat sebagai Menteri Pertanian |
1992 | Dr Edward F. Knipling, Dr Raymond C. Bushland |
Amerika Serikat Amerika Serikat |
Pengembangan metode serangga steril untuk mengendalikan hama yang merusak tanaman pangan |
1991 | Dr Nevin S. Scrimshaw | Amerika Serikat | Melakukan studi gizi bagi manusia yang memicu penggunaan produk pangan berprotein tinggi untuk melawan malagizi di negara berkembang[10] |
1990 | Dr John Niederhauser | Amerika Serikat | Pengembangan kentang yang tahan hama Phytophthora infestans |
1989 | Dr Verghese Kurien | India | Pendiri Operation Flood, program pembangunan pertanian terbesar di dunia yang mendorong petani membentuk koperasi dan menghindari tengkulak |
1988 | Dr Robert F. Chandler | Amerika Serikat | Pendiri International Rice Research Institute. Dedikasinya pada pengembangan varietas beras tropika telah meningkatkan produksi beras hingga tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan varietas beras tradisional. |
1987 | Prof. M. S. Swaminathan | India | Memperkenalkan gandum dan beras yang mampu menghasilkan dalam jumlah besar yang memulai Revolusi Hijau di India |
Aula Penerima Penghargaan Pangan Dunia (World Food Prize Hall of Laureates) berlokasi di ruangan sebelumnya merupakan Perpustakaan Umum Des Moines di Des Moines, Iowa, yang dibangun pada tahun 1900-an. Aula ini direnovasi dan dibiayai oleh harta keluarga pebisnis asal Des Moines, John Ruan, dan uang yang dikumpulkannya melalui fundraising sebanyak US$ 30 juta.[11] Patung John Ruan dan Normal Borlaug dapat ditemukan di taman di sisi barat bangunan ini.[11]
Pada tahun 2008, Yayasan Penghargaan Pangan Dunia menerima US$ 5 juta dari Monsanto.[12] Hal ini menimbulkan kekecewaan di kalangan LSM yang tidak setuju dengan pengembangan tanaman transgenik.
Penghargaan pada tahun 2013 menuai kritik dari kalangan internasional karena dianugerahkan kepada tokoh penggagas tanaman transgenik yang berafiliasi dengan perusahaan yang menjadi sponsor Penghargaan Pangan Dunia (Monsanto dan Syngenta).[2][13][14][15][16]