"Penjahit Kecil yang Cerdik" adalah cerita dongeng Jerman dengan judul asli Vom Klugen Schneiderlein yang dikarang oleh Grimm Bersaudara. Pada edisi asli dari kumpulan dongeng oleh Grimm Bersaudara yang diterbitkan pada tahun 1812 dengan judul bahasa Jerman Kinder- und Hausmärchen atau dalam bahasa Indonesia Cerita anak dan rumahan, dongeng ini memiliki nomor 114.[1]
Cerita dongeng ini mengisahkan usaha seorang penjahit kecil untuk mempersunting seorang putri. Putri tersebut berjanji untuk menikahi pria yang bisa menjawab teka-tekinya serta dapat melewati tantangannya untuk tidur bersama seekor beruang, tak peduli latar belakang pria tersebut. Sang putri sangat bangga atas kecerdikannya karena belum ada seorang pria pun yang bisa melewati teka teki dan tantangannya.
Suatu saat, tiga orang penjahit bersaudara mendengar sayembara tersebut. Dua penjahit yang tertua sangat percaya diri mereka dapat melewati teka-teki dan tantangan yang diberikan oleh sang putri. Di sisi lain, mereka meremehkan kemampuan penjahit terkecil dikarenakan anggapan mereka bahwa penjahit terkecil tersebut bodoh. Meski demikian, penjahit kecil masih berkeinginan untuk mengikuti tantangan tersebut.
Sesampainya di kediaman sang putri, ketiga penjahit dihadapkan pada teka-teki yang harus mereka jawab. Teka-teki tersebut adalah apa warna dari rambut Sang Putri, yang mana dijawab secara tepat oleh penjahit kecil.
Selanjutnya, sang putri menantang sang penjahit kecil untuk bisa bertahan hidup setelah menghabiskan malam bersama seekor beruang. Menghadapi tantangan ini, si penjahit kecil menyiapkan langkah cerdik. Pertama, sang penjahit membawa kacang-kacangan untuk dimakan. Melihat sang penjahit yang memakan kacang, beruang yang awalnya ingin memangsa penjahit kemudian beralih meminta kacang kepada penjahit. Alih-alih memberikan kacang, penjahit malah memberikan kerikil kepada beruang. Beruang yang tidak bisa memakan "kacang" yang diberikan oleh penjahit kemudian merasa dirinya bodoh.
Setelah itu, sang penjahit mengeluarkan biola dan mulai memainkannya. Sang beruang yang senang mendengarkan nada-nada biola tersebut kemudian menari dengan gembira. Setelah puas menari, sang beruang kemudian meminta sang penjahit kecil untuk mengajarinya bermain biola. Mendengar permintaan sang beruang, sang penjahit kecil kemudian menyanggupi namun dengan syarat kuku beruang yang panjang harus dipotong terlebih dahulu. Beruang kemudian menurut, dan membiarkan jemarinya untuk diikat oleh penjahit kecil untuk memotong kukunya di pagi hari. Setelah itu, sang beruang dan penjahit pun tidur.
Keesokan harinya, sang putri yang mengetahui bahwa sang penjahit kecil dapat selamat dari terkaman beruang mau tidak mau harus menepati janjinya dan menikahi penjahit kecil tersebut. Ketika kereta kuda yang ditunggangi oleh putri dan penjahit kecil sedang melaju ke gereja, beruang yang merasa ditipu oleh penjahit kecil berlari mengejar kereta tersebut. Melihat beruang yang mengejar, penjahit kemudian mengancam untuk mengikat jemari beruang lagi. Sang beruang pun takut dan berhenti mengejar.
Pada akhirnya, sang putri dan penjahit kecil akhirnya menikah dan hidup bahagia. Barangsiapa yang tidak mempercayai cerita ini kemudian harus membayar satu thaler.[2]