Perang Barbaria Kedua | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Peperangan Barbaria | |||||||
Skuadron Decatur di Aljir. | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Amerika Serikat | Aljir | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
James Madison Stephen Decatur, Jr. William Bainbridge James C. George |
Mohamed Kharnadji Omar Agha Reis Hamidou | ||||||
Kekuatan | |||||||
10 kapal perang |
1 brig 1 fregat | ||||||
Korban | |||||||
10 tewas 30 terluka [1] |
53 tewas 486 ditangkap |
Perang Barbaria Kedua (1815–1816) adalah perang Barbaria kedua yang berlangsung antara Amerika Serikat melawan negara-negara Barbaria di Afrika Utara, yaitu Tripoli, Tunis, dan Aljir. Perang antara negara-negara Barbaria dengan Amerika Serikat berakhir ketika "Senat AS meratifikasi traktat Aljazair Decatur pada tanggal 5 Desember 1815".[2] Namun, penguasa Aljazair Dey Omar Agha menolak menerima isi perjanjian perdamaian yang telah diratifikasi oleh Kongres Wina dan mengancam nyawa semua penduduk Kristen di Aljir. Komisioner AS yang bernegosiasi bersama dengan Decatur, William Shaler, terpaksa melarikan diri dengan menaiki kapal Britania dan kemudian melihat "peluru dan roket terbang di atas rumah[nya] seperti hujan es"[3] akibat Pengeboman Aljir (1816) yang dilancarkan oleh Britania Raya dan Belanda. Shaler kemudian menegosiasikan perjanjian baru setelah terjadinya peristiwa tersebut, tetapi perjanjian ini baru diratifikasi oleh Senat hingga 11 Februari 1822 akibat kelalaian.[4]
Setelah berakhirnya perang, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa tidak lagi membayar upeti kepada negara-negara Barbaria untuk menghentikan pembajakan kapal-kapal mereka. Perang ini membantu mengakhiri pembajakan di wilayah Laut Tengah (yang sering terjadi pada masa dominasi Utsmaniyah dari abad ke-16 hingga ke-18). Dalam waktu beberapa dasawarsa, negara-negara Eropa membangun kapal yang jauh lebih canggih dan mahal dari kapal-kapal Barbaria.[5]