Pertempuran Udara Berlin adalah pertempuran sengit antara pihak Blok Poros melawan Blok Sekutu di atas wilayah kekuasaan NAZI selama Perang Dunia II sejak Operasi Overlord pada 6 Juni 1944 hingga berakhirnya Pertempuran Berlin pada 8 Mei 1945.
Pertempuran udara diawali dengan serangan Angkatan Udara Sekutu atas Tembok Atlantik yang dibuat NAZI untuk menahan serangan Sekutu agar tidak masuk sampai ke Prancis. Namun karena Sekutu mendapat celah di Normandia, pasukan udara hampir seluruhnya dikerahkan ke sini.
Ketika Paris direbut kembali Sekutu pada 25 Juni 1944, serangan udara semakin gencar. Bahkan Adolf Hitler memerintahkan serangan roket jenis V-1 dan V-2 ke London. Meskipun begitu, serangan ini tak ada artinya karena Sekutu pun makin gencar mengebom pangkalan roket milik NAZI tersebut. Setelah Belanda dan Belgia diduduki oleh Sekutu kembali, NAZI tak bisa berbuat banyak lagi.
Akibatnya, wilayah Jerman makin terancam. Terutama setelah ditemukannya Napalm oleh Amerika Serikat. Banyak Kota seperti dibom secara strategis oleh Sekutu karena pada saat itu, wilayah udara Reich sudah rentan untuk diserang.
16 April 1945, tentara Soviet memasuki Berlin dari Timur dipimpin oleh Georgy Zhukov. Serangan udara Soviet turut memberi andil dalam usaha mengalahkan rezim bentukan Hitler tersebut. Serangan Napalm makin hari makin menjadi-jadi. Bahkan sebuah kontroversi menyebutkan jika Jerman belum menyerah pada 8 Mei, bisa saja dibom atom Sekutu. Serangan Napalm terbukti efektif meluluhlantakkan Berlin secara cepat, meskipun beberapa bangunan seperti Gerbang Brandenburg dan Gedung Reichstag masih bertahan.
Pengeboman udara diakhiri bersamaan dengan menyerahnya Jerman kepada Sekutu pada 8 Mei 1945 oleh Marsekal Wilhelm Keitel di Berlin.